Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

SHA Solo Incar Distribusi BBM di Kawasan Indonesia Timur

Distributor BBM SHA Solo melihat peluang besar pada sektor pertambangan dan transportasi laut.
Aris Nuryanto, Direktur Pemasaran PT SHA Solo, saat ditemui Bisnis di Kota Surakarta beberapa waktu lalu. Bisnis/Muhammad Faisal Nur Ikhsan.
Aris Nuryanto, Direktur Pemasaran PT SHA Solo, saat ditemui Bisnis di Kota Surakarta beberapa waktu lalu. Bisnis/Muhammad Faisal Nur Ikhsan.

Bisnis.com, SEMARANG - PT SHA Solo, perusahaan distribusi Bahan Bakar Minyak (BBM) asal Kota Surakarta, bakal terus mengembangkan usahanya ke wilayah timur Indonesia pada kuartal II/2023 ini.

Aris Nuryanto, Direktur Pemasaran SHA Solo, mengungkapkan bahwa perusahaan itu bakal menambah satu unit armada kapal tanker baru dengan kapasitas 1.000 KL.

Kapal anyar itu disediakan secara khusus buat melayani konsumen di kawasan Indonesia bagian timur, juga untuk melengkapi beberapa Oil Barge yang sudah standby di Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Tengah.

"Sektor pertambangan itu menopang persentase devisa [Indonesia] yang cukup besar. Sehingga kami fokus pada ekspansi bisnis di Kalimantan, Sulawesi, sampai Maluku dan Papua. Karena dulu belum ada yang aware bagaimana membangun infrastruktur perminyakan ini dari sektor industri, kalau subsidi kan memang sudah penugasan pemerintah," jelas Aris saat ditemui di Surakarta pada Selasa (30/5/2023) siang.

PT SHA Solo sendiri mulanya adalah usaha keluarga yang bergerak di bidang distribusi minyak tanah. Pada 2013 silam, perusahaan itu diakuisisi oleh KPH Aryo Hidayat Adiseno dan berkembang menjadi agen resmi BBM Pertamina mulai 2015.

Selain melayani kebutuhan BBM industri, PT SHA Solo mulai 2018 juga mulai melayani distribusi BBM dari kapal ke kapal. Adapun per 2019 silam, perusahaan itu telah memiliki armada truk tangki berkapasitas 5.000-40.000 Liter dan kapal tanker dengan kapasitas 500-3.000 KL.

"Kami punya spesialisasi yang berbeda, mobil tangki kami semuanya standar Eropa. Itu paling tinggi di Pertamina. Kalau terjadi kebakaran, tinggal tekan satu tombol, cut off, selesai. Itu tidak dimiliki armada tangki pada umumnya," kata Aris.

Meskipun sudah lebih kuat mencengkeram distribusi BBM non-subsidi di darat, namun PT SHA Solo melihat prospek bisnis BBM industri masih belum begitu menjanjikan.

Aris mengungkapkan, indikasinya terlihat pada menurunnya kebutuhan BBM pada sektor industri manufaktur di sekitar wilayah Jawa Tengah. Penurunan kebutuhan merata pada seluruh sektor industri, kecuali satu, sektor kelistrikan.

"Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) growth karena kebutuhan listrik sekarang lagi digenjot. PLTU baru juga tumbuh di Jepara, Batang, Cirebon, itu semuanya integrated dan butuh support mobil tangki. Kalau saya lihat ya, potensi pasar distribusi BBM di darat masih belum menggembirakan. Hanya didukung sektor kelistrikan supaya kami bisa survive," jelas Aris.

Dibukanya kawasan-kawasan industri anyar di Jawa Tengah juga belum berdampak banyak pada permintaan BBM pada sektor industri.

Aris menyebut, masih butuh waktu buat melihat dampaknya. Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB), misalnya, memang potensial buat distribusi BBM industri.

"Sayangnya masih butuh waktu kurang lebih dua tahun lagi," tambahnya.

Lain cerita dengan kebutuhan di laut. Kapal-kapal tanker milik PT SHA Solo bolak-balik melayani distribusi BBM dari kapal ke kapal. Layanan bunker service laris manis di penjuru Tanah Air, terlebih di kawasan Indonesia bagian timur.

"Timur itu pasarnya besar, pemainnya sedikit. Malah, di beberapa lokasi itu tidak ada pemainnya. Karena memang infrastrukturnya sulit, jadi kita ini kan menangnya sama Pertamina kami bisa ambil di semua depo. Tapi mengintegrasikan alat kerja, distribusi, dan sebagainya itu membutuhkan sistem dan pengelolaan yang masif. Karena itu memerlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang banyak, modal yang kuat, kalau salah klaim dan sebagainya, itu tingkat kerugiannya besar. Menggerakkan kapal laut itu operasionalnya besar," jelas Aris.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper