Bisnis.com, SEMARANG - Upaya untuk menekan emisi karbon tak cuma jadi agenda strategis yang dilakukan pemerintah. Kini, usaha tersebut juga menjadi perhatian pelaku usaha.
Ada banyak faktor yang mendorong pelaksanaan komitmen tersebut. Baik sebagai pemenuhan persyaratan perdagangan dan investasi internasional hingga bentuk transformasi perusahaan menuju industri hijau.
Di Jawa Tengah, upaya untuk menekan emisi karbon telah dilakukan sejumlah pelaku industri. Salah satunya PT Kievit Indonesia yang berlokasi di Kota Salatiga. Perusahaan yang tergabung dalam kelompok usaha FrieslandCampina tersebut punya komitmen besar buat menekan emisi karbon hingga 50 persen pada 2030 mendatang.
Aryono Bambang Ardhyo, Direktur PT Kievit Indonesia, menjelaskan bahwa upaya untuk menekan emisi karbon dari aktivitas usaha dijalankan melalui berbagai inisiatif. Mulai pemanfaatan teknologi mutakhir buat mendongkrak produktivitas dan meminimalkan limbah, hingga ikut serta dalam program Renewable Energy Certificate (REC) yang dijalankan PLN.
"Kami punya cita-cita di tahun 2050, grup [FrieslandCampina] ini zero emission. Sedangkan saat ini, kami memang menargetkan di 2030 kami harus bisa menurunkan emisi karbon hingga 50 persen. Dengan kerja sama dengan PLN, kami sudah mampu menurunkan hinga 55 persen di tahun ini. Jadi kami lebih cepat tujuh tahun dari target yang sudah ditetapkan tersebut," jelas Aryono saat ditemui tim Jelajah Investasi Jateng 2023 Bisnis Indonesia pada Selasa (12/7/2023).
REC merupakan sertifikat yang dikeluarkan PLN sebagai representasi dari pemanfaatan energi listrik yang diproduksi oleh pembangkit EBT. Satu unit REC mewakili satu MWh penggunaan EBT. Di Jawa Tengah sendiri, sepanjang Januari-Juni 2023, ada 46.302 unit REC yang berhasil terjual. Jumlah tersebut menunjukkan pertumbuhan hingga 334,72 persen secara year-on-year (YoY).
PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Salatiga menjadi penyumbang pelanggan REC terbesar di Jawa Tengah dengan 31 pelanggan. Dimana unit REC yang terjual mencapai 21.419 unit, hampir separuh penjualan unit REC Jawa Tengah.
Nugroho, Manajer PLN UP3 Salatiga, menjelaskan bahwa meskipun ada beberapa perusahaan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) yang menjadi pelanggan REC tersebut. Namun, di wilayah kerja PLN UP3 Salatiga sendiri, REC lebih banyak diminati oleh perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA) seperti PT Kievit Indonesia.
"Dengan adanya beberapa industri yang sudah mewajibkan dan mendukung Net Zero Emission (NZE), responnya jadi cukup antusias. Baik sosialisasi yang kami lakukan, maupun kebutuhan dari pelanggan, ini ada kesinambungan," jelas Nugroho.
Melalui REC, PLN juga menawarkan pilihan lagi bagi perusahaan-perusahaan yang ingin meningkatkan bauran pemanfaatan EBT. Melalui REC, biaya investasi bisa ditekan karena perusahaan tidak perlu membuat fasilitas pembangkitan EBT-nya sendiri.
"Sebenarnya produk REC ini multitarif, dalam artian, terbuka untuk setiap pelanggan. Tidak hanya skala industri. Maka peluangnya masih cukup besar," jelasnya.
Liputan ini merupakan bagian dari program Jelajah Investasi Jawa Tengah 2023: Daulat Pangan dan Energi. Program tersebut terselenggara berkat dukungan dari para sponsor yakni Grand Batang City, PT PLN Persero, Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Tengah, Nasmoco, XL Axiata, serta PT Jamkrida Jateng.