Bisnis.com, SEMARANG — Sunra, perusahaan produsen motor listrik asal China, merealisasikan pembangunan pabrik di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kendal pada Jumat, 4 Mei 2024. Masuknya investor tersebut merupakan realisasi dari komitmen yang diteken dalam acara Central Java Investment Business Forum 2023.
Pj. Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana menilai masuknya perusahaan tersebut akan memberikan banyak manfaat bagi Jateng. Selain penyerapan tenaga kerja, juga diharapkan akan terjadi transfer teknologi dan pengetahuan. Selain itu, pertumbuhan ekonomi akan meningkat.
“Investasi ini juga bisa dimanfaatkan oleh masyarakat Jateng. Bisa dalam bentuk pekerjaan, syukur-syukur ada transfer teknologi dan transfer pengetahuan kepada masyarakat," tutur Nana dalam siaran pers, Sabtu (4/5/2024).
Nana menambahkan, Pemerintah Provinsi Jateng senantiasa memberikan jaminan keamanan, agar investor merasa nyaman. Menurutnya, situasi keamanan yang kondusif akan mendukung pertumbuhan iklim investasi.
"Kami menjamin bahwa di Jateng ini bisa dikatakan cukup kondusif. Masyarakat di sini welcome. Tidak pernah berbuat suatu permasalahan. Jika suatu saat ada oknum, kami akan menindak tegas," ungkapnya.
Board Chairman Sunra, Zhang Chongshun, menyampaikan bahwa Indonesia adalah tempat pertama bagi Sunra melakukan ekspansi ke luar negeri. Salah satu faktor yang membuat Sunra menjatuhkan pilihan di Jateng adalah keharmonisan masyarakatnya.
Zhang Chongsun menceritakan, Sunra mulai memproduksi sepeda motor listrik dan sepeda listrik pada 1997. Saat ini, perusahaan tersebut memiliki 5 pangkalan produksi di China, yang produksinya mencapai 10 juta unit per tahun. Untuk pabrik di Kendal nanti, pada tahap pertama tahun 2025 mendatang akan memproduksi 1 juta unit yang akan dipasarkan di Asia.
"Tahun 2025 di Bulan Mei, rencananya sudah bisa berproduksi. Jadi pada saat produksi, kami akan pakai tenaga sekitar 1.500 orang. 95% memakai tenaga lokal," tuturnya.
Selain menggunakan tenaga kerja lokal, pihaknya juga akan menggunakan bahan baku dari Indonesia. Bahan baku untuk komponen utama, sebagian besar sudah tersedia di Indonesia. Hanya sebagian kecil yang masih perlu impor.
Rencananya, Sunra juga akan mengajak pabrikan yang memproduksi komponen yang dibutuhkan untuk ikut berinvestasi di Indonesia.
"Ada komponen-komponen yang sementara masih perlu impor, karena itu rencananya di tahun depan, kami akan ajak pabrik yang bikin komponen itu investasi di sini," bebernya.
Berdasarkan catatan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jateng, nilai investasi di Jateng terus meningkat. Nilai investasi selama 2023 mencapai Rp77,02 triliun, naik dibandingkan tahun 2022 yang mencapai Rp68,4 triliun.