Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mengintip Potensi 'Wisata Tidur' di Semarang

Hari ini, berwisata tak melulu soal mengunjungi destinasi alam atau pusat rekreasi
Kota Semarang/dikdas
Kota Semarang/dikdas

Bisnis.com, SEMARANG - Kota Semarang menyimpan potensi pengembangan destinasi wisata kebugaran atau wellness tourism, termasuk potensi mengembangkan wisata tidur.

Demikian menurut Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Jawa Tengah, Ndari Surjaningsih, dalam Outlook Ekonomi Semarang 2025 yang digelar Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Semarang pada Rabu (11/12/2024).

"Kami melihat Kota Semarang berpotensi untuk meningkatkan sektor pariwisatanya. Karena letaknya yang strategis, juga terdapat lokasi wisata yang menarik dan sudah lumayan ngetop," ujar Ndari.

Namun demikian, preferensi masyarakat ketika berwisata kini tak semata-mata untuk berkunjung ke tempat-tempat baru. Ndari mengutip hasil survei Hilton yang mengungkapkan bahwa alasan utama masyarakat untuk berlibur adalah untuk "beristirahat dan me-recharge energi", sehingga tidur menjadi prioritas utama.

Wisata tidur atau sleep tourism rupanya menjadi aktivitas yang digemari oleh kelompok masyarakat yang lahir antara tahun 1995-2010 atau Generasi Z. Dalam survei yang dilakukan HTF Market Intelligence, pertumbuhan wisata tidur diproyeksikan bakal meningkat sebesar 8% pada tahun 2023-2028. Nilai ekonomi dari sektor usaha itu bahkan mencapai US$400 miliar.

"Mungkin ini bisa menjadi peluang bagi Kota Semarang untuk bisa memasuki tren pariwisata seperti itu," ucap Ndari. Kekayaan tradisi dan budaya di Jawa Tengah dan Kota Semarang dapat menjadi daya tarik tersendiri untuk menumbuhkan layanan spa dan pijat berbasis ritual dan meditasi. Namun, potensi tersebut juga mesti didukung oleh ketersediaan dan aksesibilitas hotel atau resort yang memadai.

Ndari menyebut ada lima strategi pengembangan yang bisa diambil Pemerintah Kota Semarang untuk memanfaatkan peluang ekonomi baru itu.

Misalnya dengan menjalin kolaborasi dengan komunitas lokal, mengembangkan eco-resort dan fasilitas retreat kesehatan.

Pemasaran berbasis digital juga dapat dilakukan untuk menarik segmen pasar Generasi Z yang demikian akrab dengan media sosial. Selain itu, penyelenggaraan agenda kesehatan dan kebugaran juga dapat menjadi media promosi bagi potensi wisata kebugaran.

"Berdasarkan pemetaan yang dilakukan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kota Semarang memiliki destinasi Meeting, Incentive, Conference, dan Exhibition (MICE) yang potensial. Sehingga ini bisa disempurnakan lagi sehingga menjadi destinasi yang memang eksis," ujar Ndari.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper