Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kilang Cilacap Ambil Peran dalam Program Jual Jelantah Pertamina

Pengolahan minyak goreng bekas atau Used Cooking Oil (UCO) tersebut jadi bagian dari transisi menuju energi hijau.
Taufik Kurniawan, Area Manager Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah, memberikan keterangan dalam konferensi pers yang digelar di Kota Semarang pada Kamis (16/1/2025)./Bisnis-Muhammad Faisal Nur Ikhsan.
Taufik Kurniawan, Area Manager Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah, memberikan keterangan dalam konferensi pers yang digelar di Kota Semarang pada Kamis (16/1/2025)./Bisnis-Muhammad Faisal Nur Ikhsan.

Bisnis.com, SEMARANG - Pertamina Refinery Unit IV Cilacap, ambil peran dalam program green movement used cooking oil (UCO). Kilang minyak tersebut menjadi pusat pengolahan minyak goreng bekas atau minyak jelantah menjadi sustainable aviation fuel (SAF).

"Jadi minyak bekas pakai produksi domestik itu kami baru luncurkan beberapa bulan lalu di Jabodetabek. Itu pengolahannya malah di kilang kami, di Cilacap, dan baru-baru ini ada penandatanganan agreement karena minatnya luar biasa, bahkan dikembangkan supaya kilang kami menerima kuantitas dari jumlah banyak dan itu digunakan untuk penerbangan," jelas Taufik Kurniawan, Area Manager Pertamina Patra Niaga Jawa Bagian Tengah, dalam konferensi pers yang digelar di Kota Semarang pada Kamis (16/1/2025).

Kilang Cilacap dipilih lantaran posisinya yang berada di tengah. Taufik menyebut, ada beberapa faktor yang menjadi pertimbangan pemilihan kilang minyak tersebut, utamanya terkait spesifikasi pengolahan.

"Kedua, harapannya titik tengah ini bisa menjangkau baik di Jawa Tengah, di Jawa Barat, dan juga Jakarta yang ke depannya sudah piping sehingga distribusinya lebih lancar lagi. Terutama pengumpulan di masing-masing yang belum ada SPBU-nya, bisa di titik tengah tersebut," jelas Taufik.

Taufik menjelaskan bahwa program penjualan minyak jelantah tersebut sementara ini masih diperkenalkan di wilayah Jabodetabek. Masyarakat bisa menukarkan minyak goreng bekas tersebut di SPBU untuk ditukarkan dengan voucher yang bisa digunakan untuk membeli bahan bakar minyak.

Program tersebut ditargetkan mampu mengumpulkan 1,5 juta ton minyak goreng bekas pada 2030. Nantinya, limbah domestik itu bakal diolah sebagai bahan baku produksi SAF serta bahan bakar rendah karbon seperti hydrotreated vegetable oil (HVO).

Produk SAF sendiri merupakan bahan bakar untuk aktivitas penerbangan dengan spesifikasi khusus. Produk tersebut juga menjadi bagian dari transisi sekaligus adaptasi energi hijau yang dilakukan oleh Pertamina.

Lebih lanjut, upaya tersebut juga dilakukan Pertamina dengan membuka Green Energy Station. "Itu cirinya, SPBU-nya dilistriki oleh solar panel. Jadi memang Energi Baru Terbarukan (EBT). Kemudian ada pengisian BBM dan kemudian charging station. Bisa battery swap untuk sepeda motor listrik, terus juga ada charging station untuk mobil listrik," jelas Taufik.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper