Bisnis.com, TEGAL—Pelabuhan Tegal dirancang menjadi pelabuhan terpadu untuk menunjang aktivitas perekonomian di wilayah pantai utara Jateng.
Dengan demikian, pelabuhna yang dirancang PT Pelindo III (Persero) itu tidak hanya diperuntukkan bongkar muat general cargo dan perikanan, namun juga untuk bongkar muat komoditas material seperti pasir dan koral.
Manager Pelabuhan Kawasan Tegal Anton Laksmita memaparkan ke depan Pelabuhan Tegal tidak hanya diperuntukkan bongkar muat general cargo dan perikanan, namun juga untuk bongkar muat komoditas material seperti pasir dan koral. Perubahan status dari pelabuhan perikanan menjadi Pelabuhan Terpadu karena pelabuhan itu bisa berfungsi menjadi pelabuhan umum dan pelabuhan niaga.
Dia menjelaskan proyek pemerintah dalam memacu pembangunan jalan tol terhubung dari Jakarta-Semarang harus didukung dengan infrastruktur pelabuhan. Apalagi, pemerintah telah mencanangkan pembangunan tol laut dengan memanfaatkan 24 pelabuhan di seluruh Indonesia untuk bersandar kapal niaga maupun penumpang.
“Aktivitas bongkar muat baik pasir maupun koral bisa dilakukan di Pelabuhan Tegal. Ini sangat mendukung proyek pembangunan jalan tol,” paparnya, Selasa (21/2/2017).
Anton menjelaskan potensi arus barang dari pembangunan jalan tol yang bisa dibongkar di Pelabuhan Tegal diperkirakan mencapai 8.000 ton koral dan split. Oleh karena itu, pihak Pelindo III sangat mendukung penataan pelabuhan menjadi Pelabuhan Terpadu.
Pengembangan Pelabuhan Kawasan Tegal telah masuk dalam Rencana Induk Pelabuhan dan rencananya pengembangan dilakukan di akhir 2016. Untuk pengerukan alur kolam dan pemasangan 10 unit mooring buoy sudah dimulai pada awal 2017.
Dukungan Pemerintah Kota Tegal, katanya, menjadi hal terpenting terhadap pengembangan Pelabuhan Tegal.
“Kami harap kerjasama yang baik antara Pelindo III dengan Pemkot Tegal supaya program pembangunan Pelabuhan Tegal ini berjalan dengan lancar dan sesuai rencana,” jelasnya.
