Bisnis.com, JAKARTA --Sejumlah elemen pemuda, mahasiswa, tokoh agama, dan masyarakat Kota Semarang menggelar 'Ngabuburti Kebangsaan' untuk memperingati Hari Lahir Pancasila, 1 Juni 2017.
Elemen tersebut di antaranya Komunitas Beda Itu Biasa (BIB), Gusdurian, Persatuan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Gerakan Mahsiswa Kristen Indonesia (GMKI), Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia (Peradah), Himpunan Mahasiswa Buddhis Indonesia (Hikmahbudhi), LBH Semarang, Pelita, Elsa, EIN Institute, dan Journalist Creative.
Siaran pers yang diterima Bisnis, Minggu (4/6/2017), menyebut acara ini mengusung slogan Guyub Rukun Handarbeni, untuk mengajak warga kota menciptakan suasana guyub, rukun, saling menerima dan menghormati perbedaan yang ada.
Kegiatan 'Ngabuburit Kebangsaan' di kawasan Tugu Muda Semarang diselenggarakan karena rasa keprihatinan akan lunturnya nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi Bangsa Indonesia. Selain itu karena maraknya intoleransi umat beragama di Indonesia.
Kegiatan ini juga bertujuan merefleksikan suasana harmonis, hubungan baik antarumat beragama dan kepercayaan di Semarang. Kondisi ideal ini harus terus dipelihara dan dipertahankan dari serangan radikalisme dan kampanye mengganti Pancasila dengan ide khilafah.
"Tugu Muda Semarang dipilih menjadi lokasi acara karena menjadi salah satu ikon Kota Semarang dan merupakan simbol perjuangan para pemuda/pemudi yang memperjuangkan kemerdekaan pada saat Pertempuran Lima Hari di Semarang," ujar Fabian Praska, salah satu peserta.
Meskipun cuaca kurang mendukung akibat gerimis hujan namun tidak menyurutkan animo masyarakat kota Semarang untuk melanjutkan acara. Meskipun molor setengah jam, acara yang dimulai pukul 15.30 itu berjalan dengan penuh semangat.
Hal ini, menunjukkan komitmen masyarakat pada ideologi Pancasila merawat semangat keberagaman. Kegiatan ini dihadiri pula oleh tokoh-tokoh agama misalnya, Gus Ubaid, Pendeta Sedyoko, Pendeta Rahmat Rajagukguk, Harjanto Halim (Kong Hu Chu), Pendeta Samuel, Pendeta Surya, Kardinal Mgr. Julius Riyadi Darmaatmadja, S.J, dan Romo Aloysius Budi Purnomo.
Kegiatan ini dibuka dengan sajian musik akustik dan perkusi Orang Muda Katolik (OMK) Katedral Semarang. Tidak kalah menarik adalah penampilan dari Club Merbi menyanyikan lagu Garuda Pancasila dengan tarian bendera yang disuguhkan dengan penuh semangat.
Penampilan ini juga semakin menarik karena yang membawakan tidak hanya orang muda dan dewasa tetapi juga anak-anak juga ikut terlibat dan mengisi sebagai bentuk pembelajaran akan pentingnya nilai-nilai ideologi Pancasila dalam balutan keberagaman.
Ada pula penampilan dari para tokoh agama yang menyepakati pentingnya ideologi Pancasila. Hadir kolaborasi dari Gus Ubaid yang menampilkan musikalisasi puisi bersama Romo A. Budi Purnomo yang memainkan saxofon. Rini salah satu aktivis perempuan muslim ikut melantunkan sajak kebangsaan didampingi Suster Yulia yang memayungi saat hujan mengguyur. Penampilan tersebut hadir sebagai penutup kolaborasi para tokoh agama.
Dalam parade budaya menghadirkan Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI) kota Semarang dengan menyanyikan lagu Indonesia Jaya, dan Indonesia Pusaka. Ada pula Hikmahbudhi dengan permainan alat music erhu, PMII dengan musik akustiknya dengan membawakan lagu bendera dan gerbyar-gebyar.
Pada acara ini Irwan mengajak siswa usia sekolah tingkat dasar untuk mewarnai patung burung Garuda Pancasila berbahan gypsum. Panitia pun telah mempersiapkan peralatan mewarnai seperti cat secara gratis kepada peserta. Tujuannya untuk mengembangkan kreatifitas, menanamkan rasa cinta akan ideologi bangsa. Semangat dari peserta mewarnai tampak pula dengan tetap mau ikut teribat walau dalam kondisi gerimis.
Acara yang berakhir pada pukul 17.30 WIB ini, ditutup dengan acara buka Bersama yang menyajikan takjil dan beragam makanan di lingkungan Tugu Muda. Para peserta yang hadir hendak menunjukkan kepedulian dan solidaritas akan kebersamaan dalam perbedaan dengan pengamalan nilai-nilai luhur Pancasila.
Para peserta berharap acara sejenis tidak hanya berhenti pada kegiatan ini, namun akan ada kegiatan-kegitan serupa lain yang sama-sama menggaungkan semangat nasionalisme, cinta tanah air, dan kebhinekkan.