Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Banyumas Berniat Duplikasi Sistem Pertanian Subak Bali

Sejumlah area persawahan di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, bisa menerapkan sistem pengairan subak seperti yang diterapkan di Bali.

Bisnis.com, GIANYAR—Sejumlah area persawahan di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, bisa menerapkan sistem pengairan subak seperti yang diterapkan di Bali, kata Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan setempat Widarso.

"Bisa diterapkan di daerah-daerah lereng Gunung Slamet mulai dari Pekuncen sampai Sumbang terutama di Ajibarang dan Cilongok bagian atas. Potensinya sangat besar, namun tinggal komitmen bersama antara pemerintah dan masyarakat untuk menggarap itu," katanya di sela-sela kegiatan studi komparatif yang dilaksanakan Pemerintah Kabupaten Banyumas dengan mengunjungi agrowisata subak Teras Ceking, Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar, Bali, Jumat (28/7/2017).

Ia mengatakan jika penerapan sistem pengairan subak di Banyumas dibarengi dengan pengembangan destinasi wisata lainnya akan makin menarik karena sampai sekarang petani di daerah lereng Gunung Slamet itu ada yang sedang panen dan ada pula yang mulai tanam.

Dengan demikian, kata dia, semua aktivitas pertanian tetap ada setiap saat.

Bahkan, lanjut dia, alat dan mesin pertanian sulit masuk ke area persawahan terasering di lereng Gunung Slamet itu karena petakannya kecil-kecil sehingga jika pengolahan sawahnya menggunakan kerbau akan lebih menarik sehingga menjadi sebuah peluang besar untuk dikembangkan menjadi agrowisata.

Terkait dengan hal itu, dia mengaku berencana menggandeng Dinas Pekerjaan Umum serta Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan Daerah Banyumas untuk mengajak kelompok tani mengikuti studi komparatif ke Bali guna mempelajari sistem pengairan subak beserta pengembangan agrowisatanya.

"Kalau cuma diceritakan mungkin tidak percaya jika masih ada sistem pengairan yang masih bertahan dan bertambah bagus, tapi dengan dibawa ke sini bisa melihat langsung. Mudah-mudahan bisa terealisasi," katanya.

Widarso mengakui jika sebenarnya di Jateng ada perkumpulan petani pengguna air (P3A) berupa darma tirta yang pada prinsipnya sama seperti subak.

Akan tetapi dalam perkembangannya, kata dia, sistem pengairan subak tetap lestari hingga sekarang karena manajemennya dilandasi sosial budaya yang sangat kuat sehingga pengelolaan jaringan dan usaha taninya dalam mengalirkan air ke petakan sawah dapat berjalan dengan baik.

Dalam kesempatan terpisah, Kepala Bagian Perencanaan dan Pengembangan Agrowisata Subak Teras Ceking Wayan Sukarma mengatakan sistem pengairan subak bisa langgeng karena petani setempat mencintai warisan leluhur.

"Kalau tidak dikerjakan sesuai amanat leluhur, dia ada kesalahan," katanya.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : News Writer
Editor : Miftahul Ulum
Sumber : Antara

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper