Bisnis.com, JAKARTA – PT Asuransi Jiwa Inhealth membukukan pendapatan premi senilai Rp1,4 triliun pada akhir Juli 2017.
Direktur Utama PT Asuransi Jiwa Inhealth (Mandiri Inhealth) Iwan Pasila mengatakan realisasi itu masih ditopang pemasaran produk asuransi kesehatan dengan sistem layanan managed care atau rujukan berjenjang.
Sekitar 60% dari total pendapatan premi anak usaha PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. itu bersumber dari pemasaran produk tersebut.
“Hingga Juli 2017, total pendapatan premi Rp1,4 triliun,” ungkapnya kepada Bisnis, Selasa (22/8/2017).
Iwan menambahkan sekitar 20% pendapatan premi perusahaan bersumber dari pemasaran asuransi kesehatan dengan layananindemnity atau ganti rugi. Selebihnya, jelas dia, pendapatan perseroan berasal dari pemasaran produk lainnya.
“Seperti group term life, asuransi kecelakaan diri, dan asuransi jiwa kredit,” ujarnya. Sepanjang 2017, Mandiri Inhealth menargetkan pertumbuhan pendapatan premi sekitar 20% dari realisasi tahun sebelumnya.
Dengan begitu, premi perseroan diharapkan mampu mencapai kisaran Rp1,9 triliun –Rp2 triliun pada akhir tahun. Sebelumnya, Iwan mengatakan hingga Juni 2017, Mandiri Inhealth membukukan kenaikan laba sebesar 17% dibandingkan periode yang sama tahun lalu menjadi Rp93,8 miliar.
"Pertumbuhan laba didorong oleh pendapatan premi yang mencapai Rp1,19 triliun atau naik 34% secara year-on-year [yoy]," jelasnya. Pada periode yang sama, hasil investasi perseroan juga mencatatkan pertumbuhan sekitar 6% (yoy) menjadi Rp80 miliar.