Bisnis.com, SEMARANG – Provinsi Jawa Tengah berada di bawah ancaman banjir dan tanah longsor pada musim hujan 2017-2018. Hampir semua Kabupaten atau Kota se-Jawa Tengah rawan diterjang banjir dan longsor kecuali Kota Salatiga.
"Yang tidak rawan itu Salatiga. Semua rawan bencana. Tapi bukan berarti pada musim hujan ini Salatiga bisa bebas longsor. Kita waspada daerah tinggi di Kopeng," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jawa Tengah, Sarwa Pramana, kepada wartawan, Semarang, (16/10/2017).
Sarwa menyatakan sudah melakukan langkah antisipasi untuk mencegah korban jiwa saat beberapa daerah diterjang banjir atau longsor. Langkah tersebut antara lain, mengaktifkan posko siaga bencana di Kantor BPBD di 35 Kabupaten atau Kota se-Jateng dan mengalokasikan anggaran tidak terduga Gubernur Jateng sebesar Rp45 miliar.
Selain itu, kata Sarwa, BPBD Jateng sudah menyiapkan pengadaan logistik kebencanaan senilai Rp446 juta pada triwulan pertama. Rencananya, pada pekan kedua Oktober 2017, BPBD akan melakukan pengadaan logistik kebencanaan Rp181 juta.
"Logistik yang disiapkan beras, mie instan, air mineral, kecap, susu, bubur bayi, dan lain-lain," jelas Sarwa.
Menurut Sarwa, awal musim hujan di Jateng paling telat terjadi pada akhir Oktober 2017. Akhir Desember 2017 diperkirakan menjadi puncak hujan sedangkan Februari 2017 curah hujan berangsur turun.
"Untuk mengantisipasi banjir kita juga sudah memasang early warning system [EWS] di lima Kabupaten masing-masing satu. Tapi itu masih jauh dari kebutuhan," ujar Sarwa, seraya menambahkan bahwa daerah yang tahun ini dipasang EWS adalah Karanganyar, Purworejo, Cilacap, Kebumen, dan Banyumas.