Bisnis.com, MAGELANG – Perum Bulog diminta untuk mengoptimalkan penyerapan beras dalam sisa waktu tiga bulan terakhir, yakni Oktober-Desember 2017 untuk memenuhi cadangan pangan nasional.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementerian Pertanian Momon Rusmono mengatakan sisa waktu tiga bulan ini harus benar-benar dioptimalkan oleh Bulog untuk memenuhi target penyerapan.
Ia mengatakan hal tersebut pada Rapat Koordinasi Percepatan Serap Gabah (Sergap) sewilayah eks-Keresidenan Kedu di Magelang. Momon mengatakan ada tiga subdivre Bulog di Jawa Tengah yang perlu perhatian dalam penyerapan beras, yakni Kedu, Surakarta, dan Semarang.
"Mengapa saya serius dalam hal penyerapan beras ini, karena tiga provinsi, yakni Jabar, Jateng, dan Jatim menjadi indikator nasional, walaupun kondisinya untuk optimal itu perlu energi yang besar," katanya di Magelang, Kamis (19/10/2017).
Ia mengatakan perlu dicermati bersama, karena bagaimanapun cadangan beras Bulog penting berkaitan dengan kewajiban tercapainya kedaulatan pangan.
"Dengan adanya cadangan yang cukup, makin banyak makin baik, hal ini diharapkan selain kebutuhan konsumsi tercukupi juga supaya tidak impor. Karena kalau ada impor yang dirugikan petani," katanya.
Ia mengatakan kalau mencermati Jateng, target penyerapan beras 602.000 ton, yang sampai saat ini terpenuhi hampir 400.000 ton atau sekitar 58%.
Khusus untuk wilayah Kedu, katanya, memang agak berat dari target serapan 77.575 ton karena sampai saat ini baru mencapai 23.174 ton atau baru sekitar 35% atau kurang 45.000 ton, padahal tinggal kurang tiga bulan lagi.
Meskipun target tersebut tidak terpenuhi, pihaknya meminta target cadangan stabilitas harga pangan (CSHP) dengan harga Rp8.030 per kilogram dengan target 15.752 ton bisa terpenuhi.
Ia menuturkan dari target 15.752 ton tersebut kini baru mencapai 3.728 ton, sehingga untuk CSHP saja kurang 12.000 ton atau baru mencapai 24%.
Guna memenuhi target CSHP tersebut, pada rakor tersebut disepakati kesanggupan kuota penyerapan gabah yang harus dipenuhi masing-masing kepala gudang setiap hari, yakni Magelang 40 ton, Kebumen 30 ton, Temanggung 20 ton, Wonosobo 30 ton, dan Purworejo 30 ton.