Bisnis.com, KLATEN—Lahan bekas tambang gamping di Dukuh Mojopereng, Desa Krakitan, Bayat, bakal dikelola jadi destinasi wisata. Sejumlah persiapan terus digelar menjelang peluncuran pada 28 Oktober mendatang.
Di lokasi bekas tambang itu kini dijumpai dua buah gazebo dari bambu. Sepetak taman pohon berisi pohon palem dan rumput jepang disiapkan. Sebuah gapura dari bambu terlihat masih dalam proses finishing.
Ketua RT 008/018, dukuh setempat, Jumairi, 48, mengatakan menurut rencana ada sepuluh gazebo yang bakal didirikan. Sebuah jembatan bambu yang menghubungkan dua gundukan lahan disiapkan. Tak hanya itu, akses jalan untuk menuju puncak bukit bakal dibuat dengan sejumlah pengamanan.
"Untuk sementara ini akses ke puncak kami tutup karena jalan belum siap dilalui. Hal itu guna menghindari hal-hal yang diinginkan terjadi saat dikunjungi wisatawan," kata dia, di rumahnya, Kamis (19/10/2017).
Pengelolaan bekas tambang jadi destinasi wisata, lanjut Jumairi, sebetulnya digagas sejak 2004. Namun, harapan itu pupus karena minim respons dan secara kebetulan ada bukit turis atau bukit sidagura sebagai alternatifnya.
Padahal, lokasi itu kerap dikunjungi orang dari berbagai daerah hampir setiap pekan. Mereka adalah pelajar TK atau PAUD, kelompok pecinta alam, hingga pegiat rappelling. "Tak jarang juga ada fotografer motret model di sini atau foto prewedding," kata dia.
Ia berharap, terwujudnya Bukit Patrum sebagai tujuan wisata bisa meningkatkan kesejahteraan warga. Warga bisa memanfaatkan peluang mulai dari sektor kuliner, transportasi, hingga produksi suvenir.
"Saya minta orang-orang dukuh sini diprioritaskan. Belum lama ini saya juga lakukan pendataan warga sekampung untuk," terang Jumairi.
Salah satu warga, Sunarti, 38, mengaku senang dengan dikelolanya bukit Patrum sebagai tujuan wisata. Ia bisa memanfaatkan halaman rumahnya untuk berjualan aneka minuman dan makanan. "Kalau parkir sepertinya lokasi tidak di sini. Jadi mungkin saya nanti berjualan minuman dan makanan saja. Semoga laris," terang dia.
Rahmanto, Sekretaris Desa Krakitan, menerangkan persiapan lahan Bukit Patrum sebagai tujuan wisata dilakukan secara swadaya. Warga melakukan bersih-bersih, membangun infrastruktur, dan lainnya secara gotong-royong dan dana sukarela. Sebab, persiapan pembentukan wisata Bukit Patrum belum dianggarkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes).
"Saat ini sifatnya nasih swadaya. Bantuan yang didapatkan berasal dari perorangan masing-masing. Anggaran yang disiapkan berapa juga belum dibahas dengan BPD [Badan Permusyawatan Desa]," terang dia.
Bukit Patrum bakal dimasukkan ke dalam destinasi wisata yang dirintis tiga desa antara lain Desa Jomboran, Desa Jimbung, dan Desa Krakitan. Di Jomboran, wisatawan bakal diajak bersepeda keliling sawah dan sungai menikmati konsep Desa Politan. Kemudian ke Jimbung disusul ke Photorium di Krakitan.
"Setelah melintasi tiga desa itu wisatawan bisa menikmati sajian kuliner di warung apung sembari melepas lelah," harap dia.