Bisnis.com, SEMARANG – Chef Budi Herlambang sudah memulai menggeluti dunia masak-memasak sejak remaja karena dipengaruhi kesenangan terhadap wisata kuliner.
Kegemaran memasak pria kelahiran Kebumen 38 tahun lalu ini yang terus ditekuni menjadikannya seorang executive chef di Grand Candi Hotel Semarang.
Bakat memasak sudah terlihat semenjak ia masih muda. Budi memulai belajar memasak 2001 silam di Hotel Sheraton Bandung sebagai komis atau yang sering disebut dengan pembantu chef.
Dia menekuninya dengan betul belajar memasak, bagaimana cara meramu beberapa bahan mentah, seperti sayuran, daging, serta bumbu menjadi satu hidangan yang nikmat bagi pengunjung.
Petualangan dalam dunia memasak dimulai waktu ia memutuskan untuk pergi berkelana bersama kapal pesiar untuk bekerja sekaligus menimba ilmu ke banyak negara terutama di kawasan Timur Tengah serta berbagai negara Eropa seperti Prancis dan Jerman.
Dengan pengalaman yang dimiliki, tak heran Budi lebih memiliki cita rasa masakan Eropa ketimbang makanan Indonesia karena cukup lama merantau sebagai juru masak profesional dalam kapal pesiar.
Sebagai spesialisasi, dia lebih mengedepankan rasa Eropa seperti makanan Prancis, sebab beberapa masyarakat Indonesia menyukai cita rasa makanan asal Napoleon Bonaparte tersebut.
Selain negara tersebut, ia juga pernah merambah dunia memasak di beberapa negara Asia, seperti Brunei Darussalam, Singapura, sebelum kembali ke Indonesia.
Keahlian serta pengalaman yang banyak membuat ia sering berpindah kerja keliling Nusantara mulai dari Timika, Manado, serta Surabaya dan kini menetap di Kota Semarang.
Menurutnya, memasak bukan sekadar membuat makanan untuk disajikan, melainkan harus menyesuaikan dengan lidah dari konsumen, sebab rasa tidak pernah berbohong.
Untuk itu, ia selalu mengutamakan profesionalitas dalam bekerja, karena cita rasa masakan yang disukai konsumen terdapat cinta dalam masakan tersebut.
Budi juga terus memperbanyak ilmu dengan mempelajari serta selalu membuat menu baru dalam kesehariannya sebagai Executive Chef Grand Candi Hotel Semarang.
Dia menambahkan untuk tren tahun ini adalah makanan dengan model food is art on the table.
Saat disinggung mengenai dunia kuliner Indonesia, menurutnya, saat ini lebih menguntungkan asalkan diyakini serta dikerjakan dengan sungguh-sungguh.
Ia berpesan kepada para chef muda untuk tidak pernah bosan belajar, terus menambah ilmu dan harus terus memperbarui informasi mengenai kuliner terkini di negeri ini.
“Masakan itu merupakan tren yang tidak pernah berhenti. Saya percaya bahwa dunia kuliner merupakan cara terbaik untuk bersosialisasi antara satu dengan yang lain,” pungkasnya.
