Bisnis.com, JAKARTA – Fenomena alam berupa Super Blue Blood Moon secara ideal dapat dilihat di wilayah Jawa Tengah (Jateng) terutama di perbatasan antara Jateng dan Jawa Timur (Jatim), Rabu (31/1/2018) pukul 20.29 WIB.
Demikian pernyataan Kepala BMKG Prof. Dwikorita Karnawati di Kantor Badan Meteoroligi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Senin (29/1/2018).
Super Blue Blood Moon merupakan fenomena alam yang tampak saat bulan berjarak sangat dekat dengan bumi dan dibarengi gerhana bulan total. Karena jarak yang dekat itu, bulan seakan-akan tampak lebih besar dari biasanya.
Meski fenomena alam itu cukup menarik, namun masyarakat diminta mewaspadai rob atau banjir yang diakibatkan limpasan air lauit ke daratan. Dikutip dari laman resmi milik BMKG, Dwikorita menjelaskan tinggi gelombang air laut di pesisir utara Jateng, pesisir utara Jatim, pesisir Kalimantan Barat, pesisir Sumatra Utara, pesisir Sumatera Barat, pesisir selatan Lampung, dan pesisir utara Jakarta akan mencapai 1,5 meter dan bisa surut 100 meter hingga 110 meter, Selasa-Kamis (30/1-1/2/2018).
Dwikorita menegaskan tinggi gelombang itu akan berdampak pada terganggunya transportasi di sekitar pelabuhan dan pesisir. Aktivitas pertanian garam, perikanan, serta kegiatan bongkar muat di pelabuhan juga dipastikan akan terganggu.
Selain banjir rob yang diakibatkan fenomena alam supermoon yang disebut Super Blue Blood Moon itu, Dwikorita menjelaskan wilayah Indonesia masih akan dirundung cuaca ekstrem hingga Sabtu (3/2/2018). Hujan dan angin kencang akan diperkirakan akan mendera wilayah Aceh, Jambi, Kepulauan Bangka Belitung, Lampung, Banten, Jabar, Jateng, DIY, Bali, NTB, NTT, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Papua Barat, dan Papua.
Meski ideal dilihat dari wilayah perbatasan Jateng dan Jatim, Dwikorita menjelaskan supermoon disertai gerhana bulan total itu dapat dipantau dari wilayah lain di Indonesia, Samudera Pasifik, bagian timur Asia, Australia, dan bagian barat laut Amerika. Fenomena alam tersebut juga dapat diamati di bagian barat Asia, Samudera Hindia, bagian timur Afrika, dan bagian timur Eropa pada saat bulan terbit, namun tak mencapai pucak gerhana bulan total.
Seperti dikabarkan JIBI sebelumnya, fenomena alam Super Blue Blood Moon itu merupakan yang terakhir dari rangkaian Trilogi Supermoon. Sebelumnya, dua dari Trilogi Supermoon itu sudah terjadi pada 1 Januari dan 4 Januari 2018 lalu.