Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

MATA UANG DIGITAL, Ini Penuturan Sebagian Pemiliknya

Ia memiliki dan membiarkannya mengendap di akun miliknya pada laman bitcoin.co.id.
Ilustrasi.
Ilustrasi.

Bisnis.com, SOLO—Sudah cukup lama Arsyadhani Hasan, 24, memantau pergerakan beberapa jenis mata uang digital berbasis kriptografi (crypto currency) melalui layar gawainya sejak Oktiber 2016. Dari sekian banyak crypto currency dari laman bitcoin.co.id, mahasiswa di salah satu perguruan tingggi di Jogja tersebut tertarik dengan salah satu crypto currency, NXT.

Melihat grafik nilai tukar NXT ke Rupiah yang terus menanjak, dia mencoba menukarkan uangnya senilai Rp100.000 ke NXT pada akhir Desember. “Waktu itu satu koin NXT harganya sekitar Rp11.000-an dan harga satu Bitcoin sekitar Rp260-an juta. Saya coba beli dan coba memperjualbelikan di market,” kata dia kepada Espos beberapa waktu lalu.

Namun apa lacur, semenjak saat itu, nilai tukar crypto currency terhadap mata uang lain di seluruh dunia, termasuk Rupiah, terus terkoreksi. Tak mau merugi, dia menukarkan uang Rp300.000 ke NXT pada awal Januari.

“Saya beli koin NXT kali kedua saat nilai tukarnya sekitar Rp8.600-an/koin NXT. Namun rupanya nilai tukarnya terus turun. Saya akhirnya menukar lagi uang saya senilai Rp1,9 juta ke NXT sewaktu harganya sekitar Rp5.900-an/koin NXT,” sambung dia.

Dengan demikian, total uang yang ia tukarkan ke koin NXT senilai Rp1,9 juta. Setelah itu, dia berhenti memperdagangkan koin NXT yang ia miliki dan membiarkannya mengendap di akun miliknya pada laman bitcoin.co.id.

Menurut Arsyadhani, dia tak kurang-kurang mempelajari pergerakan crypto currency. Mulai dari bergabung ke grup Whatsapp, mempelajari instrumen prediksi crypto currency, hingga mempelajari pergerakan grafik crypto currency dari berbagai sumber di internet.

“Pergerakannya fluktuatif banget. Setiap saat bisa turun dan bisa naik. Akhirnya, saya memutuskan untuk mengendapkan saldo NXT saya hingga harganya tinggi kembali dan memperdagangkannya kembali,” sambung dia.

Pengalaman lain ihwal crypto currency dikemukakan oleh Muhammad Rafiqi. Mahasiswa di salah satu perguruan tinggi di Solo tersebut coba-coba membeli Bitcoin pada awal April 2017 senilai Rp50.833. Sewaktu itu, nilai tukar satu Bitcoin senilai Rp15,59 juta, sehingga dia mendapatkan 0,00326713 koin Bitcoin.

“Dulu cuma beli Bitcoin cuma iseng saja dan coba-coba. Karena saya melihat nilai tukar Bitcoin terhadap mata uang dunia terus menanjak,” kata dia.

Setelah menukarkan uangnya menjadi Bitcoin, Rafiqi telah menukarkan uang yang mengendap tersebut sebanyak tiga kali. Kali terakhir ia menukarkan Bitcoin miliknya menjadi Rupiah pada awal Januari, uang Rafiqi berlipat ganda menjadi Rp291.928 dengan nilai tukar satu koin Bitcoin senilai Rp215-an juta.

Terlepas dari fluktuasi dan merosotnya nilai tukar crypto currency terhadap mata uang dunia, Rafiqi melihat crypto currency sebagai mata uang masa depan karena kemudahan dan kecepatan transaksi yang ditawarkan mata uang tersebut.

Kepala Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Solo, Laksono Dwionggo, mengatakan hingga saat ini crypto currency belum diatur oleh OJK maupun Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) sebagai salah satu instrument investasi. Dari sisi alat pembayaran, Bank Indonesia (BI) turut melarang penggunaan crypto currency sebagai alat pembayaran.

“Fluktuasinya sangat tinggi, naiknya bisa sangat cepat dan turunnya bisa sangat cepat. Apalagi dasar crypto currency adalah block chain dan berpatokan pada demand. Sementara dasar mata uang dunia berpatokan pada emas atau perak sehingga sah menjadi alat tukar,” kata dia.

Laksono menambahkan pelarangan crypto currency tak hanya terjadi di Indonesia, namun juga di mayoritas negara di dunia. Kendati demikian, bukan berarti pemerintah alergi terhadap perkembangan teknologi sepeti kehadiran crypto currency tersebut. Namun kehadiran teknologi baru harus diatur dan diawasi supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper