Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Fokus Penanaman Modal, Pemerintah Kaji Skema Insentif Investasi

Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution mengatakan saat ini pemerintah sangat memperhatikan masalah penanaman modal, salah satu caranya mengkaji skema pemberian insentif investasi.

Bisnis.com, YOGYAKARTA – Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution mengatakan saat ini pemerintah sangat memperhatikan masalah penanaman modal, salah satu caranya mengkaji skema pemberian insentif investasi.

“Hampir setiap minggu kita selalu membahas masalah penanaman modal dengan Presiden Joko Widodo. Investasi ini berperan sangat penting untuk mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi di Indonesia,” kata Darmin dalam acara Konsolidasi Perencanaan dan Pelaksanaan Penanaman Modal Nasional (KP3MN) di Yogyakarta, Selasa (13/3/2018) lewat siaran pers.

Menurutnya, pemerintah terus berupaya memberikan kemudahan-kemudahan bagi investor yang ingin menanamkan modalnya di Indonesia.

“Itulah salah satu alasan pemerintah menginisiasi online single submission untuk memberikan kemudahan bagi investor hingga ke daerah,” tutur Darmin. 

Dia menambahkan pemerintah tengah mengkaji skema pemberian insentif investasi yang lebih menarik lagi bagi investor.

“Insentif merupakan salah satu komponen penting dalam penentuan investor sebelum memutuskan akan berinvestasi di suatu lokasi terutama terkait dengan kalkulasi skala ekonomis suatu proyek investasi,” ucap Darmin. 

Darmin menilai bahwa pemenuhan tata ruang dan standar bangunan menjadi penting untuk dipenuhi oleh calon investor yang ingin menanamkan modalnya di Indonesia.

Kegiatan KP3MN yang diinisiasi oleh Kedeputian Bidang Pengembangan Iklim Penanaman Modal BKPM mengambil tema “Konektivitas Ekonomi” ditandai dengan fenomena globalisasi serta perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin menghapus batas antarnegara.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Thomas Trikasih Lembong menyampaikan bahwa investor perlu kebijakan yang memberikan wow effect sehingga menarik bagi investor.

“Jadi seperti Tax Holiday, kalau tidak 100% berarti bukan Tax Holiday, tetapi Tax Weekend. Kita perlu kebijakan-kebijakan pro investasi yang nendang,” katanya. 

Mantan Menteri Perdagangan tersebut menambahkan bahwa rantai produksi semakin terkait antarnegara, menjadi global supply chain.

“Negara-negara bergabung dalam kerja sama regional dan internasional menjadi kesatuan yang saling komplementer. Memperkuat konektivitas ekonomi berarti meningkatkan daya saing untuk kemajuan bersama,” ujar Thomas. 

Menurutnya, Indonesia harus menjadi satu pasar besar yang terintegrasi, terstandardisasi, dan terkoordinasi. Dengan konektivitas ekonomi yang baik, Indonesia adalah pasar keempat terbesar dan ekonomi ke-16 terbesar di dunia.

“Tanpa konektivitas ekonomi, kita akan menjadi 34 pasar kecil, bahkan 500 lebih pasar berdaya saing lebih rendah. Teknologi informasi dan komunikasi adalah peluang kita untuk meningkatkan koneksi, baik dengan eksternal maupun internal,” kata Thomas.

KP3MN sendiri, menurut Thomas, dimaksudkan untuk memperbaiki iklim investasi nasional dengan meningkatkan daya saing antardaerah maupun daya saing nasional sehingga dapat lebih baik merealisasikan minat-minat investasi yang muncul.

BKPM tahun ini menargetkan total realisasi investasi baik Penanaman Modal Asing (PMA) maupun Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) menembus angka Rp765 triliun. Jumlah ini dipatok untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang diharapkan kontribusi terbesarnya diperoleh dari investasi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Herdiyan

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper