Bisnis.com, YOGYAKARTA—Slamet, Anggota DPRD DIY dari Fraksi Partai Golkar ditolak masuk Jepang. Dari lima legislator yang mendampingi Pemerintah Daerah (Pemda) DIY, Slamet adalah satu-satunya yang dipulangkan.
Selain Slamet, anggota DPRD DIY yang berangkat ke Jepang adalah Suparja (Nasdem), Zuhrif Hudaya (PKS), Dwi Wahyu B. (PDIP). Mereka ditugaskan Pimpinan DPRD DIY mendampingi kegiatan Pemda DIY selama di Jepang, dari tanggal 2 sampai 8 April 2018.
Slamet menuturkan, sebelum berangkat ke Jepang, Sekretariat DPRD DIY sudah mengurus paspor biru bagi anggota dewan yang ditugaskan. Rombongan berangkat dari Bandara Internasional Adisutjipto pada tanggal 2 April.
Rombongan sampai di Bandara Narita, Jepang keesokan harinya pada pukul 09.00 waktu setempat. Karena Slamet menggunakan kursi roda, dirinya menggunakan jalur berbeda dengan anggota DPRD DIY lainnya. Saat sampai di pintu pemeriksaan, petugas imigrasi menanyakan dokumen perjalanan. Lalu diserahkanlah paspor biru tersebut.
"Ternyata di dalam paspor itu enggak ada visanya. Karena sama, sebenarnya temen-temen [anggota DPRD lainnya] juga sama. karena itu perjalanan dinas yang hanya lima hari disana sehingga tidak perlu visa, itu pengertian kami. Dari pihak imigrasi pintu utama bisa memahami, mereka lolos. Tapi yang periksa saya di pintu lain tetap harus ada visa," ujar Anggota Komisi A DPRD DIY ini ketika dihubungi melalui sambungan telepon, Rabu (4/4/2018).
Dengan bantuan pramugari maskapai Garuda Indonesia dan petugas bandara sebagai penerjemah, Slamet berusaha menjelaskan dirinya datang bersama rombongan untuk menghadiri sebuah undangan. Kepada petugas imigrasi, ia menerangkan teman-temannya sudah menunggu di luar.
Namun, karena handphone-nya masih roaming, Slamet tidak bisa menghubungi kawan-kawannya. Ia meminta waktu untuk berkoordinasi dengan anggota rombongan yang lain, sebab surat undangan dibawa oleh pihak Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY. Tapi sayangnya pihak imigrasi enggan memberikan waktu.
Satu setengah jam setelah mendarat di Jepang, Slamet langsung dipulangkan kembali. "Atas kejadian tersebut saya menyesalkan atas tindakan pihak imigrasi Jepang yang tak mau memberi waktu untuk saya untuk bisa koordinasi dengan rombongan. Padahal kan HP saya baru connect [internet] setelah dapat wifi di lounge bandara itu," imbuhnya.
Ia mengaku sudah melaporkan kejadian ke Pimpinan DPRD DIY, Pimpinan Fraksi Golkar DPRD DIY dan Sekretariat DPRD DIY. Tak hanya itu, Slamet pun langsung menyampaikan keluhan melalui Facebook kepada Kedutaan Besar Jepang untuk Indonesia.
"Mereka terimakasih [Kedutaan Besar Jepang] dan sangat menyesalkan. Namun, karena ini membutuhkan waktu untuk koordinasi dengan beberapa bagian di sana, mereka minta waktu untuk menjawabnya," tutup Slamet.