Bisnis.com, SEMARANG — Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta akan menjadi provinsi perintis pembuatan peta geospasial paling detil di Indonesia. Dalam pelaksanaanya DIY mengadakan MoU dengan Badan Informasi Geospasial (BIG).
Adapun, pembuatan peta geospasial ini, merupakan upaya Pemprov DIY menunjang kehadiran bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA). Baik BIG dan Pemprov DIY sepakat bekerja sama dalam penyusunan, pengembangan, dan pemanfaatan informasi geospasial untuk pembangunan daerah.
“MoU atau surat kesepahaman ini hanya sebagai payung hukum saja. Setelah ini kami akan melakukan pemetaan skala besar, juga sebagai pilot project peta geospasial terdetail yakni berskala 1:500km,” ujar Kepala Badan Informasi Geospasial (BIG) Prof. Dr. Ir. Hasanuddin Zainal Abidin, M.Sc, dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis, Jumat (27/4/2018).
UU No. 4 Tahun 2011 Tentang Informasi Geospasial pasal 1-4 menerangkan, spasial adalah aspek keruangan suatu objek atau kejadian yang mencakup lokasi, letak, dan posisinya. Geospasial atau ruang kebumian adalah aspek keruangan yang menunjukkan lokasi, letak, dan posisi suatu objek atau kejadian yang berada di bawah, pada, atau di atas permukaan bumi yang dinyatakan dalam sistem koordinat tertentu.
Hasanuddin menambahkan, pemetaan akan dilakukan oleh BIG di kawasan Kraton Yogyakarta dan di kawasan bandara baru di Kulonprogo. Adapun, khusus untuk peta kawasan New Yogyakarta International Airport (NYIA) nantinya akan dibuat berbentuk peta tiga dimensi (3D).
“Peta kawasan bandara baru ini juga untuk mendorong percepatan pembangunan airport yang memang ditargetkan selesai Maret 2019 mendatang. Jadi memang harus cepat. Kami sendiri setelah ini akan langsung bekerja karena ditargetkan peta 3D ini selesai sebelu Agustus 2018,” jelasnya.
Menurut Hasanuddin, proyek peta berskala 1:500 km tersebut menjadi yang pertama kali dilakukan BIG. Pasalnya selama ini BIG hanya membuat peta 1:1.000km untuk pembangunan di provinsi-provinsi yang lain.
Kepala Dinas Pertanahan dan Tata Ruang DIY Drs. Krido Suprayitno, SE., M.Si. mengatakan, dengan pilot project peta ini akan sangat bermanfaat bagi proses pembangunan di DIY selanjutnya. Model yang dijalankan di DIY inipun merupakan perencanaan 3D pertama di Indonesia, sehingga nantinya akan menjadi model percontohan bagi wilayah yang lain.