Bisnis.com, SEMARANG--Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia, Asmindo, mendorong industri furnitur skala kecil untuk menangkap peluang dan meningkatkan daya saingnya melalui penerapan sistem verifikasi legalitas kayu (SVLK).
Asmindo mendapat dukungan Food and Agriculture Organization (FAO) dalam membantu industri kecil dan menengah (IKM) dengan cara sertifikasi kelompok.
Fasilitas diberikan dalam bentuk pelatihan teknis dan pendampingan yang akan diikuti oleh sekelompok IKM. Diharapkan setelah pelatihan dan pendampingan tersebut, IKM mampu mendapatkan sertifikat SVLK dan menerapkannya dengan baik.
Pembentukan kelompok dan pendampingan akan dilaksanakan di tiga kota yang merupakan sentra industri kecil furnitur , yaitu di Klaten, Jombang, dan Bali.
Dewan Penasihat Asmindo Rudy T. Luwia mengatakan sudah saatnya industri-industri kecil di bidang furnitur dari kayu meningkatkan daya saingnya.
Dia menilai, potensi industri furnitur di Indonesia sangat besar, namun kerap terhambat oleh berbagai keterbatasan.
"SVLK sudah mandatori dan kami harus fasilitasi. Ini tugas kita untuk meningkatkan nilai ekonomi produk-produk furnitur kita," katanya, Jumat (7/12/2018).
Seperti diketahui, SVLK merupakan skema sertifikasi yang memberikan jaminan bahwa kayu dan produk kayu yang dipanen, diangkut, diolah, dan dipasarkan berasal dari sumber yang legal.
Penerimaan dunia terhadap SVLK menjadi harapan baru bagi produk-produk kayu Indonesia, termasuk mebel dan kerajinan lainnya untuk bisa bersaing di pasar global.