Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Darurat Rawa Pening, Ini Rencana Pemprov Jateng

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terus berupaya menyelamatkan Danau Rawa Pening dari pendangkalan.
Rawa Pening pada 2008./Wikipedia
Rawa Pening pada 2008./Wikipedia

Bisnis.com, SEMARANG — Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terus berupaya menyelamatkan Danau Rawa Pening dari pendangkalan.

Dari data Balai Besar Wilayah Sungai Pemali Juwana (BBWS) sebelum 1990, Rawa Pening memiliki kedalaman 15 meter. Namun demikian kedalamnya hanya 3 meter saja pada 2018 lalu.

Adapun, Rawa Pening, memiliki luas 2.667 hektare yang menempati Kecamatan Ambarawa, Bawen, Tuntang, dan Banyubiru Kabupaten Semarang.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan, jika kondisi Rawa Pening cukup parah. Dia menjelaskan, tempat tersebut seharusnya memiliki potensi pariwisata perikanan dan kebutuhan air baku.

Meski begitu, berbagai masalah terus bermunculan seperti pertumbuhan enceng gondok yang tidak terkendali dan sedimentasi.

"Limbah dari peternakan dan penggunaan pestisida secara berlebihan membuat pertumbuhan enceng gondok sangat subur seperti diberi pupuk secara alami," kata Ganjar Rabu (20/2/2019).

Sementara itu, Kepala BBWS Pemali Juwana Ruhban Ruzziayatno mengatakan, secara fisik, Rawa Pening memiliki potensi agrowisata eksotis yang menarik perhatian banyak pihak. Selain itu juga menjadi lahan pencaharian petani dan nelayan bagi warga sekitar.

Dampak kerugiannya dinilai tidak sebanding dengan keuntungan yang diperoleh masyarakat sekitar maupun pemerintah. Bahkan, jika tidak dilakukan penanganan serius, Rawa Pening terancam punah.

Bahkan saat ini, Rawa Pening masuk dalam daftar 15 danau kritis di Indonesia. Rawa Pening ditumbuhi eceng gondok hampir 75% dari luas. Setiap tahunnya, terjadi pendangkalan setinggi 42 cm Karena faktor sampah yang berasal dari pabrik, rumah tangga, dan 14 anak sungai.

Selain itu, terdapat masalah penggunaan lahan pertanian pasang surut waduk. Berdasarkan data dari Dinas Pengelola Sumber Daya Air Mineral (PSDA) Jawa Tengah, tercatat seluas 812 hektare sawah yang terletak di atas patok hitam dari peil +461,90 m sampai +462,90 m. Setahun dua kali masa panen.

Selanjutnya, sawah yang terletak antara patok merah dan patok hitam, yaitu pada elevasi +461,65 m sampai +461,90 m dengan luas 200 hektare. Setahun satu kali masa panen.

Penurunan kapasitas tampungan air akibat proses sedimentasi mengakibatkan dampak penurunan fungsi dan daya guna waduk.

“Dulu 1990, Rawa Pening seperti mangkok. Sekarang ini menyusut seperti piring. Hal itu mengakibatkan, kehilangan air sebanyak 15 juta kubik air setiap tiga bulan. Ini bisa 3 kali lipat dari Waduk Jatibarang,” katanya.

Selama ini, lanjut Ruhban, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui BBWS baru sebatas melakukan penanganan masalah pertumbuhan enceng gondok. Selain itu pemberdayaan masyarakat memanfaatkan enceng gondok.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Miftahul Ulum

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper