Bisnis.com, SEMARANG - Pemerintah Kota Semarang menggelar Gerakan Pangan Murah (GPM) secara serentak di 1.530 titik pada Minggu (10/8/2025) pagi.
Acara itu melibatkan seluruh pengurus RW se-Kota Semarang untuk menjaga stabilitas harga dan ketersediaan pangan jelang Hari Kemerdekaan.
"Walaupun tidak kelihatan besar, tetapi ini serentak dan merata, di seluruh Kota Semarang," ucap Agustina Wilujeng Pramestuti, Wali Kota Semarang usai membuka seremoni pelaksanaan GPM Serentak di Lapangan Bumirejo, Kecamatan Banyumanik.
Agustina memastikan bahwa GPM yang dilaksanakan itu tidak akan merugikan industri perdagangan bahan pokok.
Pasalnya, pembelian komoditas pangan tetap dilakukan dengan harga pasar, namun dijual kembali dengan subsidi dan diskon dari pemerintah daerah.
"Pemerintah Kota Semarang membantu distribusi agar lebih dekat. Mereka [distributor pangan] memberi diskon sehingga masyarakat membelinya menjadi lebih murah. Itulah intervensi kita," jelas Agustina.
Wali Kota Semarang menyampaikan apresiasi atas sinergi seluruh pihak dalam pelaksanaan GPM serentak ini.
Kegiatan ini disebut sebagai wujud kepedulian pemerintah dalam menjaga keterjangkauan harga dan ketersediaan pangan strategis, terutama di tengah tren kenaikan harga beras saat ini.
Andi Reina Sari, Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah, ikut menghadiri kegiatan GPM tersebut.
Kepada Wartawan, Andi Reina menyampaikan bahwa inflasi di Kota Semarang memang tengah mengalami tren peningkatan.
Pada Juli 2025, Kota Semarang kembali mengalami inflasi sebesar 0,23% (month-to-month/mtm). Bawang Merah dan Beras tercatat menjadi lima besar komoditas penyumbang inflasi Kota Semarang pada bulan Juli dengan andil masing-masing sebesar 0,03% (mtm).
Baca Juga
"Dalam hal ini, penting memperkuat untuk sinergi antara pemerintah daerah, Bank Indonesia, Bulog, dan instansi terkait stabilisasi pasokan dan distribusi pangan strategis," jelas Andi Reina.
Penyelenggaraan GPM secara serentak di satu wilayah baru pertama kali dilakukan di Kota Semarang.
Untuk itu, Andi Reina masih belum dapat memastikan seberapa besar pengaruh pelaksanaan kegiatan itu terhadap laju inflasi pangan di Kota Semarang ke depan.
"Intinya, di sini kami ingin menunjukkan kepada seluruh masyarakat bahwa pemerintah ada. Bahkan didukung dari pemerintah level paling kecil, untuk bisa sama-sama menstabilisasikan harga pangan. Kita lihat nanti, kalau hasilnya oke, kayaknya akan dicontoh ke daerah lain," jelas Andi Reina.