Bisnis.com, SEMARANG – Koperasi KPRI Bhakti Praja Provinsi Jateng memiliki aset Rp97,4 miliar naik 8,75% dari tahun 2017 sebesar Rp89,6 miliar.
“Selain itu, SHU sebelum pajak tahun 2018 juga meningkat 7,79% atau sebesar Rp4,66 miliar dari tahun 2017 sebesar Rp4,32 miliar,” ujar Sri Puryono Kamis (28/2/2019).
Realisasi pendapatannya juga naik dari Rp14,8 miliar di tahun 2017, menjadi Rp15,4 miliar atau naik 3,83% pada 2018. Artinya Koperasi KPRI Bhakti Praja dinilai sangat sehat dan semakin sehat dari tahun ke tahun. Bahkan, koperasi primer Bhakti Praja satu-satunya anggota PKPRI yang mampu menginvestasikan dananya keluar.
“Usaha yang dilakukan juga terhitung banyak. Di antaranya simpan pinjam, penjualan kebutuhan pokok sehari-hari, bengkel, rental kendaraan, kredit mobil, fotokopi, kos-kosan, serta penyertaan modal di BPR/ BKK,” tuturnya.
Sekda yang sekaligus sebagai Pembina Koperasi KPRI Bhakti Praja itu berharap koperasi selalu mengikuti perkembangan regulasi perkoperasian yang pesat dan dinamis. Tidak kalah penting adalah mentaati peraturan yang berlaku, termasuk kewajiban perpajakan, sebagai kontribusi koperasi terhadap pemerintah dalam pembangunan wilayah.
Koperasi yang beranggotakan lebih dari 5.000 orang itu, juga diminta melakukan pengembangan unit usaha yang menguntungkan. Terus berinovasi untuk melaksanakan program-program yang ‘nendhang’, agar Koperasi KPRI Bhakti Praja semakin dicintai dan menyejahterakan anggota.
Sekda menambahkan, pihaknya mendukung berbagai upaya koperasi guna kesejahteraan anggota. Seperti pemberian beasiswa kepada putra-putri anggota yang berprestasi, pemberian tunjangan lebaran dan voucher belanja menjelang Idul Fitri, serta pemberian hadiah tabungan, dan doorprize pada setiap penyelenggaraan RAT.
"Inilah esensi keberadaan koperasi, dari anggota, oleh anggota, dan untuk anggota. Mari kita majukan bersama Koperasi KPRI Bhakti Praja ini, kita bangun bersama, dan kalau untung, untungnya insya Allah bisa kita nikmati bersama," katanya.