Bisnis.com, BATANG— Kabupaten Batang fokus mendorong percepatan investasi untuk masuk ke dua sektor unggulan yakni industri dan pariwisata. Kedua sektor tersebut dinilai paling siap untuk menyerap investasi baru.
Bupati Batang Wihaji mengatakan bahwa wilayah Batang yang berada di jalur pantai utara (pantura) memiliki nilai tambah berupa jalur transportasi yang sudah tertata berupa jalan tol Transjawa dan jaringan kereta api.
Selain itu, keberadaan PLTU 2x1.000 Megawatt yang berada di pesisir pantai Batang juga menjamin ketersediaan energi untuk industri.
Dari sisi tenaga kerja, Batang menjamin bahwa biaya tenaga kerja di wilayah tersebut kompetitif dibandingkan dengan wilayah lainnya di Jawa Tengah maupun provinsi lainnya.
“Kelebihan lainnya adalah kemudahan berinvestasi. Seperti diinstruksikan oleh Pak Presiden, investasi harus dipermudah, tentu saja tanpa melanggar aturan yang ada,” ujarnya saat ditemui di kompleks Kantor Bupati Batang, Rabu (31/7/2019).
Sepanjang 2018, realisasi investasi yang masuk ke wilayah tersebut mencapai Rp10 triliun. Pada tahun ini, lanjut Wihaji, tren aliran masuk investasi masih akan tinggi, terutama di sektor energi terkait dengan penyelesaian pembangunan PLTU 2x1.000 MW yang diperkirakan akan selesai pada 2020.
Guna mempertahankan aliran investasi tetap tinggi ke Batang, Wihaji mengatakan bahwa pihaknya tengah memproses usulan perubahan rencana tata ruang wilayah (RTRW) yang memuat pembentukan kawasan peruntukan industri seluas 3.500 hektare.
Lahan untuk peruntukan industri tersebut tersebar di beberapa kecamatan seperti Kandeman, Tulis, Subah, Banyuputih, Gringsing.
Sejauh ini, lanjut Wihaji, sejumlah investor baik lokal maupung asing telah menyatakan minat berinvestasi di Batang. Investor Korea Selatan, Hong Kong, China, dan Abu Dhabi, misalnya, telah datang ke Batang untuk menjajaki investasi di sektor industri, manufaktur, dan pariwisata.
“Proses [perubahan RTRW] sudah berjalan hingga di tingkat kementerian. Kami optimistis pada semester II/2019 sudah selesai perubahannya sehingga tahun depan bisa langsung tancap gas,” tambahnya.
Pariwisata
Sementara itu, di sektor pariwisata, Wihaji mengatakan saat ini masih fokus pada pengelolaan wisata oleh warga lokal maupun dikelola sendiri oleh pemda melalui berbagai skema, termasuk kerja sama dengan swasta.
Investasi ke sektor pariwisata baru akan dibuka setelah perubahan RTRW telah disahkan. “Investasi di-hold sampai RTRW selesai,” ujarnya.
Di sisi lain, upaya meningkatkan citra dan popularitas pariwisata lokal terus dilakukan, salah satunya melalui pemetaan potensi wisata alam yang dapat dikemas dengan wisata budaya.
Program-program pengembangan wisata di Batang difokuskan pada wisata alam berbasis pantai dan pegunungan.