Bisnis.com, JAKARTA- Bagi Anda yang gemar berlibur ke pantai, pasti sering mendengar imbauan untuk selalu berhati-hati terhadap arus dan ombak laut.
Salah satu bahaya yang kerap mengintai adalah arus tarik laut atau rip current, yaitu arus kuat yang mengalir dari tepian pantai menuju laut lepas dan bisa menyeret orang ke tengah laut dalam waktu singkat. Baru-baru ini, Indonesia kembali dikejutkan dengan peristiwa tragis yang menimpa tiga wisatawan di Pantai Parangtritis, Yogyakarta.
Ketiganya dilaporkan terseret arus rip current saat sedang bermain di area pantai. Peristiwa ini menjadi pengingat bahwa meskipun terlihat tenang di permukaan, laut menyimpan potensi bahaya yang harus selalu diwaspadai, terutama bagi wisatawan yang belum familiar dengan karakteristik pantai tersebut.
Untuk itu, sangat penting bagi setiap pengunjung pantai untuk mengenali tanda-tanda adanya arus tarik laut atau rip current dan selalu mematuhi rambu peringatan serta arahan petugas pantai demi keselamatan bersama.
Apa itu Rip Current?
Dilansir dari rnli.org, Kamis (10/4/2025) Rip current atau arus tarik adalah arus kuat yang mengalir dari pantai menuju ke laut lepas. Arus ini bisa dengan cepat menyeret orang atau benda dari tepian pantai ke perairan yang lebih dalam.
Biasanya, arus ini mengalir dengan kecepatan 1–2 mil per jam, tapi bisa mencapai 4–5 mil per jam lebih cepat dari perenang Olimpiade.
Rip current sangat kuat saat ombak besar, tapi jangan pernah meremehkan kekuatan air, sekecil apa pun kelihatannya. Arus ini juga bisa muncul di sekitar muara sungai, pertemuan air laut dan air tawar, serta di dekat bangunan buatan seperti dermaga dan pemecah ombak (groynes).
Jenis-Jenis Rip Current
Berikut jenis-jenis Rip Current
1. Rip Tetap (Fixed Rip)
Biasanya ditemukan di pantai terbuka yang luas dan terkena langsung ombak besar, jauh dari tanjung, bebatuan, atau dermaga. Arus ini terbentuk saat bar pasir (sandbar) menumpuk, bergeser, atau pecah, sehingga arus tetap atau yang dikenal juga sebagai "open coast beach rip" ini bisa muncul secara rutin di sepanjang garis pantai.
2. Rip Permanen (Permanent Rip)
Terjadi di pantai yang memiliki bangunan permanen seperti dermaga, tebing, atau pemecah ombak (groyne) yang menjorok ke arah laut. Dikenal juga sebagai "topographic rip", karena arus ini terbentuk akibat adanya struktur permanen yang mengganggu aliran air sejajar pantai dan memaksa arus untuk mengalir mengikuti struktur tersebut ke arah laut.
3. Rip Bergerak (Travelling Rip)
Jenis arus ini awalnya mengalir sejajar dengan garis pantai, lalu berubah arah dan bergerak ke tengah laut.
4. Rip Mendadak (Flash Rip)
Muncul secara tiba-tiba akibat perubahan cepat pada sandbank (gundukan pasir di bawah laut) atau karena peningkatan besar pada ukuran ombak.
Cara Mengenali Arus Tarik (Rip Current)
Arus tarik atau rip current tidak bisa diprediksi, cepat berubah bentuk dan lokasi, serta kadang sulit terlihat. Namun, ada beberapa tanda yang bisa Anda perhatikan:
* Air yang tampak lebih dalam atau lebih gelap warnanya
* Sedikit ombak yang pecah di area tersebut
* Air berwarna kecokelatan atau berpasir yang mengalir melewati zona ombak
* Sampah laut atau rumput laut yang terbawa ke arah laut
* Gerakan air yang terlihat jelas dan kuat ke arah luar pantai
Cara Bertahan dari Arus Tarik (Rip Current)
Dilansir dari surflivesaving.com.au, cara bertahan dari Rip Current:
1. Tetap tenang dan mengapung agar energi tetap terjaga.
2. Angkat tangan Anda untuk menarik perhatian penjaga pantai atau penyelamat.
3. Penjaga pantai atau tim penyelamat akan segera datang membantu Anda.
4. Saat Anda mengapung, arus tarik bisa saja bergerak dalam pola melingkar dan membawa Anda kembali ke gundukan pasir (sandbar) terdekat.
5. Anda juga bisa mencoba keluar dari arus tarik dengan berenang sejajar pantai, menuju arah ombak yang pecah.
Peristiwa yang terjadi di Pantai Parangtritis menjadi pengingat bagi banyak orang bahwa keselamatan harus selalu menjadi prioritas saat berada di laut atau pantai. (Siti Laela)