Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menyulap Limbah Kawat Jadi Perhiasan Indah

Limbah kawat, lempengan trafo listrik yang terbakar rupanya bisa disulap menjadi perhiasan indah yang bernilai ekonomi tinggi. Hal itulah yang dilakukan Meta Nuci Ferawati, pemilik brand perhiasan dan aksesori Uparengga.
Meta Nuci Ferawati, pemilik brand perhiasan dan aksesori Uparengga menunjukkan ragam produknya, di Dinas Koperasi dan UKM DIY, Jogja, Minggu (4/8)./ Harian Jogja/ Kusnul Isti Qomah
Meta Nuci Ferawati, pemilik brand perhiasan dan aksesori Uparengga menunjukkan ragam produknya, di Dinas Koperasi dan UKM DIY, Jogja, Minggu (4/8)./ Harian Jogja/ Kusnul Isti Qomah

Bisnisa.com, JOGJA—Limbah kawat, lempengan trafo listrik yang terbakar rupanya bisa disulap menjadi perhiasan indah yang bernilai ekonomi tinggi. Hal itulah yang dilakukan Meta Nuci Ferawati, pemilik brand perhiasan dan aksesori Uparengga.

Meta Nuci Ferawati mulai merintis usaha aksesori dan perhiasan yang ia namai Uparengga sejak 2013. Waktu itu, ia membuat perhiasan dan aksesori dari bahan kawat yang ia beli baru. Setahun kemudian, ia melihat banyak bahan-bahan daur ulang yang bisa ia manfaatkan. Ia ingin terlibat menjaga lingkungan dengan mendaur ulang limbah menjadi perhiasan.

"Saya pakai logam plat tembaga trafo yang terbakar dan kawat dinamo bekas. Tadinya pakai kawat wire yang beli, tetapi saya temukan banyak limbah yang dijual di tukang rongsokan. Daripada beli baru, lebih baik pakai limbah," kata dia kepada Harian Jogja di Dinas Koperasi dan UKM DIY, Jogja, Minggu (4/8/2019).

Ia membuat berbagai jenis perhiasan. Mulai dari kalung, gelang, cincin, hingga bros. Peminatnya pun banyak dan berasal dari seluruh Indonesia. Ia memasarkan produknya secara online dan kerap ikut pameran. "Peminatnya biasanya orang yang enggak mau pakai perhiasan yang kembar dengan orang lain," kata dia.

Dalam membuat model perhiasan, ia mendapatkan inspirasi dari banyak tempat. Inspirasi, menurutnya, bisa datang dari mana saja baik dari Internet maupun ketika ia jalan-jalan. Ia pun mengikuti apa keinginan konsumen saat ini.

“Tren perhiasan sekarang banyak yang suka nonemas karena emas untuk investasi. Konsumen suka perhiasan unik dan enggak sama di pasaran. Saya juga kolaborasi dengan perajin lain sehingga enggak ada di toko-toko," kata dia.

Nuci tergabung dalam Asosiasi Pengrajin Perhiasan Yogyakarta (APPY). Ia berkolaborasi dengan perajin lain sesama anggota untuk membuat perhiasan agar semakin unik dan tak ada duanya. Ia berharap perhiasan dan aksesori hasil karya perajin DIY semakin diakui dan dicintai. "Saya berharap, perhiasan dan aksesori semakin berkembang. Semoga masyarakat semakin mengenal dan menyukai asesori karena seperti fesyen, aksesori dan perhiasan ada trennya. Sekarang enggak hanya pelengkap, tetapi juga menjadi kebutuhan," tutur dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Sutarno
Sumber : harianjogja.com

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler