Bisnis.com, SEMARANG — Kalangan perusahaan pengembang yang tergabung di dalam Real Estate Indonesia (REI) menyambut baik rencana PT Kereta Api Indonesia (Persero) yang menawarkan aset lahannya untuk dikerjasamakan.
Ketua DPD REI Jateng MR Prijanto menyampaikan, sebetulnya beberapa tahun lalu para pengembang meminta untuk bekerja sama dengan KAI untuk mengembangkan lahannya. Namun, saat itu belum ada regulasi sebagai payung hukum, sehingga kerja sama baru terjadi belakangan ini.
“Kami tentunya menyambut baik rencana KAI untuk mengoptimalkan lahannya. Bahkan para pengembang tertarik untuk kerja sama yang bersifat jangka panjang sesuai Hak Guna Bangunan (HGB),” tuturnya di Semarang, Rabu (14/8/2019).
Periode HGB mencapai 25 tahun, dan dapat diperpanjang kembali setelahnya. Kendati menyambut baik, sambung Prijanto, pengembang membutuhkan kejelasan bentuk kerja sama untuk properti jenis perumahan. Pasalnya, pasar properti komersial dan hunian cukup berbeda kebutuhannya.
Corporate Deputy Director of Assets Development KAI Suharjono mengungkapkan, perusahaan memiliki sejumlah aset lahan di Jawa dan Sumatera. Dari bank tanah yang sudah bersertifikat, lahan yang potensial untuk dikembangkan proyek properti mencapai 252,47 ha atau sekitar 280,5 kali lapangan sepak bola.
“Lahan potensial yang kami buka untuk kerja sama dengan mitra mencapai 252,47 ha. Ini kami buka seluas-luasnya bagi perusahaan swasta maupun BUMN untuk berkembang bersama,” tuturnya
Di Daop 4 Semarang, ada sekitar 14 lokasi yang potensial dikembangkan, mulai dari Semarang, Tegal, Pekalongan, hingga Kudus.
Di Daop 5 Purwokerto, ada sekitar 8 lokasi yang menarik di Purwokerto, Wonosobo, Cilacap, dan Bumiayu. Adapun di Daop 6 Yogyakarta, terdapat 8 titik lahan potensial di Magelang, Solo, Sragen, Yogyakarta.
Di Semarang, dua proyek yang menjadi fokus ialah kawasan Stasiun Tawang dan Poncol, yang terintegrasi dengan wisata Kota Lama. Di Tawang, KAI bahkan mengonsep pengembangan area kontainer dan pengangkutan logistic dari stasiun ke Pelabuhan Tanjung Emas.
“Bentuk properti nantinya bisa bermacam-macam, hunian, mal, apartemen, tempat wisata, atau area pergudangan. Yang jelas untuk kawasan heritage kita tetap menjaga nilai otentiknya,” imbuhnya.