Bisnis.com, SEMARANG — Emiten perhotelan asal Yogyakarta PT Eastparc Hotel Tbk. (EAST) memprediksi perolehan laba sebelum pajak pada 2019 mencapai Rp8 miliar—Rp10 miliar seiring dengan peningkatan okupansi jelang akhir tahun.
Direktur Utama Eastparc Hotel Khalid bin Omar Abdat, menyampaikan perseroan memproyeksikan pada tahun 2019 dapat membukukan laba sebelum pajak sebesar Rp8 miliar–Rp10 miliar, dengan estimasi pendapatan Rp60 miliar—Rp64 miliar.
“Kenaikan kinerja keuangan ditopang pertumbuhan okupansi hotel sekitar 78 persen—82 persen sepanjang 2019,” paparnya dalam siaran pers, Selasa (12/11/2019).
Sebelumnya pada 2018, emiten anyar ini membukukan pendapatan sebesar Rp54,06 miliar dan laba sebelum pajak Rp2,17 miliar. Saat itu, tingkat hunian kamar mencapai 74,91%.
Adapun, kinerja keuangan 2018 EAST berasal dari kontribusi dari beberapa segmen pasar seperti swasta (corporate) sebesar 35,49 persen, pemerintah 25,99 persen, Online Travel Agent (OTA) 29,39 persen, dan pasar lainnya 9,13 persen.
Pada Oktober 2019, EAST membukukan pendapatan Rp6,33 miliar, meningkat 20,52 persen year on year (yoy) dari sebelumnya Rp5,25 miliar pada Oktober 2018. Tingginya pendapatan ditopang okupansi kamar yang mencapai 88,02 persen dari Oktober 2018 sebesar 83,31 persen.
Baca Juga
Di sisi lain, gross operating profit (GOP) pada Oktober 2019 sebesar Rp3,56 miliar, meningkat 40,89 persen yoy jika dibandingkan dengan Oktober 2018 senilai Rp 2,53 miliar.
Per September 2019, Eastparc membukukan laba sebelum pajak Rp5,8 miliar, melonjak 427,27 persen yoy dari sebelumnya Rp1,1 miliar. Hal itu didukung peningkatan okupansi menuju 79,15 persen dari posisi per September 2018 sebesar 72,25 persen.
Pendapatan perseroan juga mengalami peningkatan sebesar 19,26 persen menjadi Rp44,67 miliar, dibandingkan per September 2018 sebesar Rp37,46 miliar.