Bisnis.com, SEMARANG - Nilai ekspor Jawa Tengah sepanjang Januari—Oktober 2019 mencapai US$7.244,5 juta, atau 5,21 persen dari total ekspor nasional sebesar US$139.106,4 juta.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Jumat (15/11/2019), angka sementara total ekspor nasional mencapai US$139.106,4 juta, turun 7,8 persen year on year (yoy) dari sebelumnya US$150.870,9 juta.
Perinciannya, ekspor migas sebesar US$10.347,4 juta, sedangkan ekspor non migas sejumlah US$128.759 juta. Masing-masing terkoreksi dari periode Januari—Oktober 2018 senilai US$14.152 juta dan 136.718,9 juta.
Ekspor Jawa Tengah per Oktober 2019 mencapai US$7.244,5 juta, berada di urutan kedelapan tertinggi dibandingkan provinsi lainnya. Jateng berkontribusi terhadap 5,21 persen ekspor nasional.
Posisi Jateng berada di bawah Jawa Barat (US$25.311 juta), Jawa Timur (US$15.555,1 juta), Kalimantan Timur (US$13.752,6 juta), Riau (US$10.025,1 juta), Banten (US$9.186,5 juta), Kepulauan Riau (US$8.898,1 juta), dan DKI Jakarta (US$8.688,2 juta).
Berdasarkan data yang dirilis BPS Jateng pada 1 November 2019, total ekspor Jateng sepanjang 9 bulan pertama 2019 senilai US$6.172,13 juta.
Baca Juga
Sektor Tesktil dan Produk Tekstil (TPT) menyumbang 43,89 persen atau US$2.708,86 juta. Selanjutnya, kayu dan produk kayu berkontribusi 10,97 persen atau US$677,1 juta. Sektor alas kaki menyumbang ekspor 5,49 persen atau US$339,12 juta.