Bisnis.com, SEMARANG - Pemerintah Kota Pekalongan mengejar target ekspor produk UKM mencapai US$18,88 juta atau sekitar Rp264,32 miliar (kurs Rp14.000 per dolar AS) sampai dengan akhir 2019.
Guna menggenjot jumlah pelaku eksportir di Kota Pekalongan, Pemerintah Kota (Pemkot) Pekalongan melalui Dinas Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Kecil Menengah (Dindagkop-UKM) rutin melakukan program pendampingan. Salah satunya melalui pelatihan pada Rabu—Kamis (27—28/11/2019).
Kepala Dindagkop-UKM Kota Pekalongan Bambang Nurdiyatman yang akrab disapa Dodik menyampaikan kegiatan pendampingan calon eksportir ini diikuti30 orang pelaku usaha. Jenis usaha meliputi kerajinan batik, kerajinan tangan, dan hasil olahan ikan.
Hadir dua narasumber dengan materi berbeda, yakni adaptasi produk ekspor, biaya dan harga ekspor, serta strategi go online.
“Harapan kami mereka dapat melakukan ekspor mandiri sehingga dapat meningkatkan nilai dan jumlah eksportir di Kota Pekalongan, karena target Pemerintah Kota Pekalongan Tahun 2019 untuk nilai ekspor sebesar US$18,88 juta,” paparnya dalam keterangan resmi, Jumat (29/11/2019).
Berdasarkan data Dindagkop-UKM, per September 2019 ada 21 pelaku eksportir di Kota Pekalongan dengan capaian nilai ekspor US$15,98 juta.
Mayoritas eksportir merupakan komoditas tekstil yang diekspor ke negara Korea Selatan, India, Vietnam, China, Singapura, dan Bangladesh.
Selain itu, pelaku UKM sarung baik sarung palekat maupun sarung batik Pekalongan diekspor ke Malaysia, Thailand, Singapore, Dubai, Hongkong, India, Cina, Arab Saudi.
“Di samping itu, ada berbagai kerajinan tangan, kain batik, tembaga batik, dan hasil olahan ikan juga sudah banyak,” ujarnya.
Walikota Pekalongan Saelany Machfudz, menyampaikan bahwa dalam kegiatan pelatihan yang ditindaklanjuti dengan pembinaan calon eksportir ini merupakan upaya meningkatkan kualitas pelaku usaha di Kota Pekalongan dalam menghadapi persaingan global.
Oleh karena itu, perlu adanya kesiapan pelaku usaha di daerah untuk mengembangkan produknya ke negara lain atau melakukan ekspor.
“Para eksportir harus kita pacu walaupun kondisi perekonomian global ini masih gonjang ganjing. Kita buktikan kita mampu menampilkan produk-produk yang lebih berkualitas,” tuturnya.
Saelany menyambut baik upaya pendampingan bagi calon eksportir ini agar menjadi bekal ilmu peserta dalam memasuki dunia ekspor secara global. Pasalnya, terdapat banyak syarat yang dipenuhi agar produk mereka dapat diterima di mancanegara.