Bisnis.com, KULONPROGO - Kegiatan investasi di Kabupaten Kulonprogo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), tidak secepat yang diharapkan kendati sudah ada Bandara Internasional Yogyakarta. Beberapa investor bahkan memindahkan investasinya ke kabupaten tetangga, seperti Bantul dan Purworejo.
Anggota Komisi II DPRD Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mempertanyakan penyebab lambannya pertumbuhan investasi di wilayah ini, meski Bandara Internasional Yogyakarta sudah beroperasi.
Anggota Komisi II DPRD Kulon Progo Raden Sunarwan di Kulon Progo, Jumat, mengatakan Kulon Progo memiliki kawasan aerotropolis Bandara Internasional Yogyakarta, tapi kenapa belum ada geliat investasi masuk, kalau pun ada masih sebatas izin.
Investor melihat Kabupaten Kulon Progo ini sangat cantik dan pasti akan tertarik, karena potensi perkembangan yang sangat bagus dengan beroperasinya Bandara Internasional Yogyakarta.
"Hal yang menjadi pertanyaannya, kenapa investor yang sudah mengurus izin belum membangun proyek, dan kalau belum masuk, kendalanya apa?," kata Sunarwan, Jumat (31/1/2020) seperti dilaporkan Antara.
Ia juga mempertanyakan investor yang sudah mengurus izin di kawasan aerotropolis Bandara Internasional Yogyakarta, dan penyebab mereka belum melakukan aktivitasnya.
Selain itu, Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu sudah menerapkan online single submission (OSS). Sistem ini mempermudah investor mendaftarkan investasi dalam hitungan jam.
"Dengan sistem ini pengurusan izin sangat mudah, kenapa investor susah masuk ke Kulon Progo," katanya.
Anggota Komisi II DPRD Kulon Progo Dwi Nugraha Santoso juga mempertanyakan banyaknya investor yang kesulitan mendapatkan tanah karena harganya sangat mahal. Selain itu, investor mengeluhkan tentang pelaksanaan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) yang sangat kaku, sehingga mereka mengalihkan investasinya ke daerah lain, seperti Bantul dan Purworejo.
"Persoalan ini perlu dipecahkan oleh Pemkab Kulon Progo, khususnya DPMPT," katanya.
Kepala DPMPT Kulon Progo Agung Kurniawan mengaku sudah banyak investor yang bergerak di perhotelan di kawasan aerotropolis Bandara Internasional Yogyakarta. Mereka akan membangun hotel bintang tiga, bintang emat dan bintang lima.
Mereka sudah mengurus izin pembangunan hotel, hanya saja mereka tidak percaya Bandara Internasional Yogyakarta akan beroperasikan dengan cepat, bahkan pada 29 Maret akan beroperasi penuh.
"Awalnya mereka tidak yakin Bandara Internasional Yogyakarta segera dioperasikan. Saat ini mereka sudah bergerak untuk membangun hotel," katanya.
Agung juga mengaku sudah memfasilitasi investor soal pengadaan tanah, tapi saat sudah mendapatkan lokasi, investor menangguhkan investasinya karena harga tanah yang sangat mahal.
"Harga tanah di Kulon Progo memang sudah mahal, dan mereka memilih berinvestasi ke Bantul yang harga tanah lebih murah," katanya.