Bisnis.com, SEMARANG - Survei Harga Properti Residensial Bank Indonesia mengindikasikan pertumbuhan harga properti residensial di pasar primer di Jawa Tengah pada triwulan I 2020 masih terbatas.
Hal ini tercermin dari Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) pada triwulan I 2020 yang tumbuh sebesar 0,28% (qtq), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 0,18% (qtq).
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jateng Soekowardojo mengatakan, peningkatan indeks terjadi pada rumah tipe kecil dan menengah dari masing-masing sebesar 0,31% (qtq) dan 0,13% (qtq) menjadi 0,42% (qtq) dan 0,35% (qtq), sementara rumah tipe besar tumbuh melambat dari 0,10% (qtq) menjadi 0,08% (qtq).
"Secara tahunan, pertumbuhan IHPR pada triwulan laporan mengalami perlambatan sebesar 1,05% (yoy) lebih rendah dibandingkan dengan 1,12% (yoy) pada triwulan IV 2019, perlambatan terjadi pada semua tipe rumah," kata Soekowardojo melalui siaran pers yang diterima Bisnis Jumat (24/4/2020).
Menurutnya, ditengah pertumbuhan harga yang terbatas, penjualan property residensial pada triwulan I 2020 tumbuh sebesar 33,41% (qtq), lebih tinggi dari 0,08% (qtq) pada triwulan sebelumnya.
"Meningkatnya penjualan pada triwulan I 2020 disebabkan oleh kenaikan penjualan pada rumah tipe kecil, sementara rumah tipe menengah dan besar mengalami kontraksi. Secara tahunan, penjualan properti residensial tumbuh melambat 36,51% (yoy), lebih rendah dari 60,88% (yoy) pada triwulan IV 2019," jelasnya.
Dia menambahkan, penurunan terjadi pada rumah tipe menengah yang mengalami kontraksi, sementara rumah tipe kecil dan besar terpantau tumbuh positif.
"Dari sisi pembiayaan, pada triwulan I 2020 posisi KPR yang disalurkan Bank Umum di Jawa Tengah meningkat dibandingkan triwulan IV 2019, dari Rp 23,97 triliun menjadi Rp 24,09 triliun. Penyaluran KPR tersebut tumbuh sebesar 0,49% (qtq) atau 7,73% (yoy), melambat dibandingkan pertumbuhan pada triwulan IV 2019 sebesar 2,73% (qtq) atau 9,18% (yoy)," tuturnya.
Sementara itu lanjut dia, kualitas KPR mengalami penurunan yang tercermin dari meningkatnya rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) pada triwulan I 2020 sebesar 2,26%, lebih tinggi dibandingkan NPL pada triwulan IV 2019 sebesar 2,00%.
"Pada triwulan II 2020, pertumbuhan IHPR diperkirakan mengalami peningkatan menjadi 0,51% (qtq) dan 1,27% (yoy). Faktor harga bahan bangunan dan material, serta upah pekerja di sektor bangunan diperkirakan masih akan menjadi pendorong utama kenaikan IHPR," katanya.