Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Triwulan I, Pertumbuhan Harga Properti Residensial di Jateng Masih Terbatas

Survei Harga Properti Residensial Bank Indonesia mengindikasikan pertumbuhan harga properti residensial di pasar primer di Jawa Tengah pada triwulan I 2020 masih terbatas.
Foto udara kawasan perumahan di Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (23/2/2020). Bisnis/Triawanda Tirta Aditya
Foto udara kawasan perumahan di Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (23/2/2020). Bisnis/Triawanda Tirta Aditya

Bisnis.com, SEMARANG - Survei Harga Properti Residensial Bank Indonesia mengindikasikan pertumbuhan harga properti residensial di pasar primer di Jawa Tengah pada triwulan I 2020 masih terbatas.

Hal ini tercermin dari Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) pada triwulan I 2020 yang tumbuh sebesar 0,28% (qtq), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 0,18% (qtq).

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jateng Soekowardojo mengatakan, peningkatan indeks terjadi pada rumah tipe kecil dan menengah dari masing-masing sebesar 0,31% (qtq) dan 0,13% (qtq) menjadi 0,42% (qtq) dan 0,35% (qtq), sementara rumah tipe besar tumbuh melambat dari 0,10% (qtq) menjadi 0,08% (qtq).

"Secara tahunan, pertumbuhan IHPR pada triwulan laporan mengalami perlambatan sebesar 1,05% (yoy) lebih rendah dibandingkan dengan 1,12% (yoy) pada triwulan IV 2019, perlambatan terjadi pada semua tipe rumah," kata Soekowardojo melalui siaran pers yang diterima Bisnis Jumat (24/4/2020).

Menurutnya, ditengah pertumbuhan harga yang terbatas, penjualan property residensial pada triwulan I 2020 tumbuh sebesar 33,41% (qtq), lebih tinggi dari 0,08% (qtq) pada triwulan sebelumnya.

"Meningkatnya penjualan pada triwulan I 2020 disebabkan oleh kenaikan penjualan pada rumah tipe kecil, sementara rumah tipe menengah dan besar mengalami kontraksi. Secara tahunan, penjualan properti residensial tumbuh melambat 36,51% (yoy), lebih rendah dari 60,88% (yoy) pada triwulan IV 2019," jelasnya.

Dia menambahkan, penurunan terjadi pada rumah tipe menengah yang mengalami kontraksi, sementara rumah tipe kecil dan besar terpantau tumbuh positif.

"Dari sisi pembiayaan, pada triwulan I 2020 posisi KPR yang disalurkan Bank Umum di Jawa Tengah meningkat dibandingkan triwulan IV 2019, dari Rp 23,97 triliun menjadi Rp 24,09 triliun. Penyaluran KPR tersebut tumbuh sebesar 0,49% (qtq) atau 7,73% (yoy), melambat dibandingkan pertumbuhan pada triwulan IV 2019 sebesar 2,73% (qtq) atau 9,18% (yoy)," tuturnya.

Sementara itu lanjut dia, kualitas KPR mengalami penurunan yang tercermin dari meningkatnya rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) pada triwulan I 2020 sebesar 2,26%, lebih tinggi dibandingkan NPL pada triwulan IV 2019 sebesar 2,00%.

"Pada triwulan II 2020, pertumbuhan IHPR diperkirakan mengalami peningkatan menjadi 0,51% (qtq) dan 1,27% (yoy). Faktor harga bahan bangunan dan material, serta upah pekerja di sektor bangunan diperkirakan masih akan menjadi pendorong utama kenaikan IHPR," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper