Bisnis.com, SEMARANG - Presiden Joko Widodo meminta jajaran pemerintah daerah jangan melonggarkan pengendalian Covid-19 tanpa kendali yang terukur.
"Jangan sampai ekonomi bagus tapi Covid-19 naik, bukan itu yang diinginkan," kata Presiden saat berdialog dengan pemimpin daerah di Jateng, Selasa (30/6/2020) dikutip dari siaran Setkab.
Presiden kembali menegaskan yang dihadapi saat ini ancaman kesehatan dan ancaman ekonomi.
Persebaran Covid-19 termasuk ancaman tinggi, kondisi berubah-ubah dan sangat dinamis. Semua jajaran diminta menjaga jangan sampai muncul gelombang kedua (second wave).
Sementara di sisi ekonomi, gangguan kesehatan menyebabkan gangguan ekonomi. Sisi permintaan dan pasokan hingga produksi terganggu.
"Inilah kita harus hati-hati mengelola krisis ini, agar urusan ekonomi dan kesehatan bisa beriringan. Gas dan rem bener-benar diatur. Jangan melonggarkan tanpa kendali rem," tegasnya.
Baca Juga
Presiden menegaskan tugas menjinakkan Covid-19 dan menjaga roda ekonomi bukan hanya tugas Gubernur. Forkompida dan Gugus Tugas juga bertugas menjaga negara berjalan dengan baik.
"Kalau bisa mengatur gas dan rem, inilah yang diharapkan, ini jadi tanggung jawa semua," kata Presiden.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di hadapan Presiden memaparkan kasus positif Covid-19 di Jateng sebanyak 3.996 orang. Dari jumlah itu dirawat 1.818 orang, sembuh 1.856 orang dan meninggal 322 orang.
Daerah dengan risiko tinggi yakni Kota Semarang, Demak, dan Jepara. Meski demikian, tidak bisa dilepaskan daerah semarang raya yang terdiri dari Kendal, Demak, Kabupaten Semarang, dan Salatiga.
"Kami mencoba pendekatan PCR untuk mendeteksi," jelasnya.
Kebijakan ini juga seiring dengan target laboratorium maksimal memeriksa dalam dua hari. Guna mengejar target itu, Pemprov Jateng mengadakan tenaga pendukung laboratorium yang sudah dilatih terlebih dahulu.