Bisnis.com, SLEMAN - TIga orang tenaga kesehatan (nakes) Puskemas di DIY (Daerah Istimewa Yogyakarta) dinyatakan positif Covid-29. Ini hasil tracing tiga nakes dengan nomor kasus 317, 319, dan 344 tersebut.
Dalam beberapa hari terkahir, kasus baru positif Covid-19 di wilayah DIY sebagian justru dialami tenaga kesehatan (nakes). Dinas Kesehatan (Dinkes) Sleman pun meningkatkan keamanan para nakes.
Kepala Dinkes Sleman Joko Hastaryo mengakui jika ada salah satu nakes yang positif Covid-19 di Puskesmas Sleman. Nakes ini bekerja di salah satu Puskesmas di wilayah Sleman tetapi ber KTP Kota Jogja. Nakes, tersebut adalah kasus 317 berjenis kelamin perempuan.
Dari penelusuran Dinkes, Kasus 317 riwayatnya menunggui ibunya yang dirawat di ICU salah satu RS. "Dari hasil tracing kemungkinan terbesar nakes (Kasus 317) ini tidak tertular di tempat kerja. Hasil tracing teman-teman kerjanya juga sudah dilakukan tes PCR, semua negatif," kata Joko kepada Harian Jogja, Senin (16/7/2020).
Nakes lainnya, lanjut Joko, adalah kasus 319 laki-laki berusia 27 tahun yang sejak 2 Juli lalu dinyatakan positif Covid-19. Kasus 319 ini berkerja sebagai nakes di Puskesmas BT1 Bantul namun selama ini tinggal di Sleman.
Sama halnya dengan kasus 319, Kasus 344 juga berstatus nakes rekan kerja kasus 319 yang juga tinggal di Sleman. Pasien ini masuk adalah kasus 334 dan diumumkan oleh Satgas Covid-19 DIY pada 6 Juli. "Meskipun sama-sama nakes di Puskesmas tetapi kedua kasus tersebut berdiri sendiri, tidak ada hubungannya," terang Joko.
Berbeda dengan Pemkab Bantul yang menutup layanan Puskesmas saat diketahui nakesnya positif Covid-19, Pemkab Sleman memilih untuk tetap membuka layanan. Hal itu dilakukan agar layanan kesehatan masyarakat tetap diberikan sesuai standar prosedur. "Kebijakan kami tidak tutup total (pelayanan) tetapi hanya melakukan pembatasan pelayanan," kata Joko.
Di Puskesmas tempat naskes (Kasus 319) yang positif Covid-19 tersebut, lanjut Joko, memiliki dua tapak/blok bangunan yang berbeda. Dinkes hanya menutup dari blok tempat nakes tersebut bekerja dan berinteraksi. "Jadi blok ini yang kami tutup dan dilakukan disinfeksi total. Sementara blok kedua masih bisa digunakan untuk pelayanan meski dengan pembatasan," katanya.
Kebijakan tersebut diambil agar sebisa mungkin pelayanan kesehatan bisa tetap berjalan meskipun dengan pengamanan ekstra. Tidak hanya itu, katanya, Dinkes juga melakukan peningkatan protokol kesehatan bagi para nakes dengan pengamanan ekstra. "Kami juga semakin perketat penerapan protokol kesehatan di faskes," ujar Joko.
Masyarakat juga diminta tidak perlu khawatir terkait pelayanan di masing-masing Puskesmas. Sebab Dinkes sudah meningkatkan penerapan protokol kesehatan di masing-masing Puskesmas. "Yang jelas semua Puskesmas menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Kalau ada yang menunjukkan gejala ISPA langsung dilakukan pemeriksaan rapid tes maupun swab," kata Joko.
Selain itu, kegiatan disinfeksi bangunan dan peralatan di lingkungan Pusmesmas juga dilakukan secara rutin untuk menjamin tidak terjadi penularan di area Puskesmas. "Dengan begitu masyarakat dihimbau untuk tidak perlu khawatir datang ke Puskesmas," kata Joko.