Bisnis.com, SEMARANG — Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memaparkan sejumlah strategi untuk mengejar masuknya investasi ke Jateng.
Strategi pertama adalah mengoptimalkan peluang pertumbuhan investasi dalam negeri yang masih menunjukkan performa baik di tengah pandemi Covid-19.
Merujuk data dari Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jateng, realisasi penanaman modal di Jateng selama semester I/2020 mencapai Rp27,82 triliun, atau sebesar 103% dari target.
Dari total investasi tersebut, penanaman modal dalam negeri (PMDN) mendominasi dengan nilai investasi Rp18,81 triliun, sedangkan penanaman modal asing (PMA) tercatat senilai Rp9,01 triliun.
“Sekarang ini yang masih berpeluang tumbuh PMDN, oke kita tarik terus. Strategi sekarang untuk bertahan di masa pandemi adalah mengoptimalkan peluang yang ada di dalam negeri,” ujarnya saat ditemui oleh tim Jelajah Investasi Jabar-Jateng-Yogya Bisnis Indonesia di kantornya, Selasa (25/8/2020).
Strategi lainnya, menurut Ganjar, adalah memastikan pelayanan prima kepada para calon investor yang berminat menanamkan modal di Jateng.
Reformasi birokrasi yang telah dimulai sejak beberapa tahun lalu dinilai sudah cukup membuahkan hasil dalam memangkas alur perizinan investasi. Hasilnya, performa investasi Jateng dalam kurun waktu 5 tahun terakhir selalu lebih tinggi dibandingkan dengan target yang ditetapkan oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).
“Ketika reformasi birokrasi sudah jalan kemudian kami jualan. Ada pameran luar negeri, ada forum pertemuan investor. Saya juga komunikasi dengan Menteri Luar negeri untuk mendapatkan akses ke duta besar dalam rangka memasarkan Jateng,” tambahnya.
Di sisi lain, upaya menyiapkan infrastruktur terus dilakukan. Jateng membangun simpul-simpul pertumbuhan ekonomi baru berupa kawasan ekonomi khusus, kawasan industri, dan kawasan peruntukan industri.
Infrastruktur pendukung juga disiapkan berupa akses transportasi darat, laut, dan udara, dukungan ketenagalistrikan, jaringan gas industri, dan penyediaan air baku yang mencukupi kebutuhan industri.
Ganjar juga menekankan pentingnya kolaborasi dan sinergi antar pemerintah daerah untuk memenangi kompetisi memperebutkan investasi. Menurutnya, Jateng tidak dalam posisi berkompetisi dengan Jabar, Jatim, ataupun wilayah lainnya di Indonesia untuk memperebutkan aliran investasi.
“Saya tidak akan bersaing dengan Jabar Jatim, itu tim kami. Kami memilih sinergi dan kolaborasi, karena kita ingin bersaing dengan Vietnam. Kita serang Vietnam, di sana tanahnya gratis kita mau apa?”
Program Jelajah Investasi Jabar-Jateng-Yogya Bisnis Indonesia kali ini terlaksana atas dukungan para sponsor yaitu Pemprov Jabar, Pemkab Cirebon, JNE, BMW Astra, Bank BJB Syariah, Diskominfo Jateng, PT Gemilang Investama Sejahtera (Vokanesia).