Bisnis.com, SLEMAN - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), akhirnya membatalkan pelaksanaan ajang pariwisata Sleman Temple Run 2020 yang diselenggarakan Dinas Pariwisata pada 27 September 2020 dengan start dan finish di kawasan destinasi wisata Candi Banyunibo, Prambanan, karena pandemi Covid-19 belum mereda.
"Sebenarnya kami disarankan oleh pihak kepolisian untuk menunda event tersebut pada akhir Desember 2020, namun karena sudah dua kali penundaan maka secara teknis tidak memungkinkan sehingga akhirnya kami batalkan," kata Sekretaris Daerah Kabupaten Sleman Harda Kiswaya di Sleman, Rabu (16/9/2020).
Menurut dia, sebelumnya ajang yang rencananya digelar pada Juli tersebut diundur pelaksanaannya pada September karena pandemi Covid-19.
"Namun karena pandemi belum mereda dan bersama dengan pelaksanaan kampanye pemilihan Bupati Sleman dan Wakil Bupati Sleman dalam Pilkada Serentak 2020, oleh pihak kepolisian disarankan untuk ditunda setelah Pilkada pada Desember 2020. Kami menilai secara teknis ini tidak bisa dilaksanakan, sehingga pelaksanaan Sleman Temple Run kami putuskan dibatalkan," katanya.
Ia mengatakan saat ini di Kabupaten Sleman memang kasus penyebaran Covid-19 belum mereda dan setiap hari terjadi penambahan jumlah pasien terkonfirmasi positif Covid-19.
"Bahkan ada beberapa klaster baru penyebaran Covid-19 di Sleman. Untuk itu agar event Sleman Temple Run tidak menjadi klater baru maka lebih baik dibatalkan," katanya.
Baca Juga
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman Sudarningsih mengatakan sebenarnya ada usulan untuk tetap menyelenggarakan Sleman Temple Run ini secara virtual, namun karena dinilai dalam penjurian cukup sulit maka kegiatan itu tetap dibatalkan.
"Karena event ini sifatnya lomba lari dengan melintasi sejumlah objek wisata candi, maka akan sulit dalam penjurian nanti jika diselenggarakan secara virtual. Beda jika kegiatan sifatnya fun, maka bisa dilakukan secara virtual," katanya.
Ia mengatakan sebenarnya Sleman Tempel Run tahun ini sudah dipersiapkan dengan baik, termasuk protokol kesehatan Covid-19 secara ketat.
"Kami sudah berusaha sesuai protokol kesehatan yang ketat, namun karena peserta datang dari berbagai daerah dan sejumlah negara, maka memang cukup rawan bila tetap dilaksanakan," katanya.
Sudarningsih mengatakan karena ajang tersebut sudah dipersiapkan segala hal teknisnya, maka dengan dibatalkannya kegiatan itu panitia penyelenggara tetap akan memberikan medali, kaos, dan masker kepada seluruh peserta dengan dikirim ke alamat masing-masing.
"Ada sekitar 560 peserta yang telah mendaftarkan, untuk itu nanti semua akan dikirim medali, kaos, dan masker finisher," katanya. Namun untuk hadiah juara pertama hingga juara harapan, kata dia, seperti tropi dan uang pembinaan total Rp176 juta tidak diberikan, karena lomba batal dan tidak ada pemenang.