Bisnis.com, SEMARANG — Sesuai dengan temanya, UKM Virtual Expo #2 menggelar Fashion Talk dengan topik “Kebangkitan Desainer UKM” pada Jumat (20/11). Dalam acara ini, pelaku UMKM di bidang fesyen di Jawa Tengah diajak untuk terus berinovasi agar dapat bertahan dari pandemi.
Ina Priyono, desainer asal Semarang, mengungkapkan bahwa pandemi Covid-19 tak hanya mengguncang pelaku usaha berskala kecil, tetapi hampir semua sektor usaha terkena dampaknya. Tak terkecuali pada butik yang ia kelola. “Maret sudah mulai pengaruhnya, April sampai Juni sudah mulai drop,” ungkapnya.
Meskipun demikian, Ina mengajak pelaku UMKM lainnya untuk tidak patah semangat. Pasalnya, pelaku usaha bisa berinovasi untuk merespons kebutuhan zaman. Di masa pandemi, Ina mulai memproduksi masker kain nonmedis yang banyak dipesan oleh pelanggan perorangan maupun institusi. Hasilnya, omset pada dua bulan terakhir mulai stabil.
Ina mengajak desainer Jawa Tengah lainnya untuk mulai mencari ciri khas dalam setiap karya yang dibuat. Menurutnya, hal ini dilakukan supaya dapat dikenal dan diingat oleh masyarakat. “Kita harus berkreasi, tapi harus punya ciri khas identitas sendiri,” jelasnya.
Hal ini diamini juga oleh narasumber lain. Indria Aryanto, pengusaha tenun dari Cilacap, mengungkapkan bahwa identitas inilah yang harus menjadi pola pikir pengusaha. “Jadi bukan karena aku besok bikin tenun harus laku, jadi sudah bukan ke arah situ lagi, aku bikin tenun tapi yang tenunnya itu bisa mengena,” jelasnya sembari memberi contoh.
Indria sendiri dikenal dengan karya tenun dari bahan yang unik. Usahanya, Butik Khazanah Cilacap, dikenal publik lewat karya kain tenun berbahan dasar daun jenitri dan wlingi. Tak hanya diminati oleh konsumen dalam negeri, karyanya ini juga telah menembus pasar luar negeri. Dengan modal awal hanya Rp500.000, Butik Khazanah kian populer dan semakin berkembang.
Baca Juga
OTODIDAK
Ferry Setiawan, desainer sekaligus pemilik brand Bajoekoe, mengaku terjun ke dunia fesyen karena mengikuti passion. Meskipun tidak memiliki latar belakang sebagai penjahit, Ferry tetap mantap bergelut di bisnis ini.
“Saya tidak bisa menjahit, tapi saya belajar secara otodidak. Saya tanya desainer lainnya, akhirnya saya belajar sendiri,” ungkapnya.
Selain tiga desainer tadi, talkshow ini juga dihadiri oleh Risa Maharani. Desainer muda asal Semarang yang sempat mengikuti pagelaran fashion show di Paris, Perancis. Dalam acara ini, Risa mengajak pelaku UMKM untuk mulai berjejaring. “Banyak sekali link atau channel kita saat ngobrol yang akan membantu kita,” ungkapnya. Hal tersebut ia simpulkan dari pengalamannya berjumpa dengan orang lain. Tak hanya memperluas pergaulan, pertemuan ini juga mendatangkan pundi-pundi rupiah. Pasalnya, tak jarang, dari pertemuan ini ia ikut mendapatkan pesanan busana.
Risa juga mengajak generasi muda, khususnya lulusan SMA untuk terus bermimpi. Keberanian untuk bermimpi ini, menurutnya, mesti dilanjutkan dengan usaha untuk mewujudkan mimpi. Mimpilah yang melahirkan ide dan kreativitas.