Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Cabai di Jateng Semakin Pedas di Akhir 2020

Naiknya harga cabai ini menurut Ani dipengaruhi oleh kondisi cuaca serta peningkatan kebutuhan bahan baku usaha kuliner.
Ilustrasi./Bisnis-Eusebio Chrysnamurti
Ilustrasi./Bisnis-Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, SEMARANG – Naiknya harga cabai sejak bulan November lalu mempengaruhi indeks harga konsumen di Jawa Tengah.

BPS mencatat, Jawa Tengah mengalami inflasi sebesar 0,18 persen. Berdasarkan data tersebut, kenaikan harga cabai menyumbang inflasi sebesar 0,02 persen.

Ani Mulyani, Kasi Tanaman Sayuran Dinas Pertanian dan Perkebunan Jawa Tengah, mengungkapkan bahwa terjadi kenaikan harga cabai hingga di tingkat petani. “Ini harga lagi bagus, karena data per hari ini untuk cabai keriting di tingkat petani minimal Rp22.000 sampai tertinggi Rp38.000 per Kg. Dari kemarin-kemarin [harga cabai] kan rendah, ini baru mereka [petani] menikmatinya,” jelasnya kepada Bisnis, Senin (7/12/2020).

Naiknya harga cabai ini menurut Ani dipengaruhi oleh kondisi cuaca serta peningkatan kebutuhan bahan baku usaha kuliner. Meskipun demikian, ia memastikan bahwa stok cabai di Jawa Tengah masih mencukupi.

“Realisasi yang masuk di kami itu baru sampai Oktober. Tapi bulan November dan Desembernya sudah kami perkirakan berdasarkan tanaman yang ada di lahan. Berdasarkan data itu, produksi [cabai keriting] total Jawa Tengah 160.018 ton. Itu kalau kita berhitung kebutuhan konsumsi di Jateng 72,621 ton. Jadi kita surplus,” jelasnya.

Tak hanya cabai keriting, komoditas cabai rawit juga diperkirakan akan mengalami surplus. “Sampai dengan desember diperkirakan produksinya 150,523 ton. Sedangkan kebutuhan kita 95,963 ton. Jadi masih surplus,” tambahnya.

Kenaikan harga cabai ini menjadi angin segar bagi petani. Pasalnya, menurut Ani, semasa pandemi ini harga cabai di tingkat petani masih rendah. “Betul-betul momen buat mereka [petani] untuk menutupi yang kemarin-kemarin,” ungkap Ani.

Untuk meminimalisisi risiko kerugian, pemerintah terus mengimbau petani untuk melakukan diversifikasi tanaman. “Semua komoditas sekarang kami imbau untuk tidak monokultur. Karena khawatirnya harga jatuh. Kalau kita tumpang sari misal ada cabai, ada sayuran, jadi pas [harga] cabai jatuh sayurannya cepat stabil,” ungkapnya.

Berdasarkan data Disperindag Provinsi Jawa Tengah, per 7 Desember 2020, harga komoditas cabai di tingkat konsumen mengalami kenaikan. Kenaikan ini sudah terjadi sejak Oktober lalu dan diperkirakan masih akan terus terjadi hingga awal tahun 2021.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper