Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jateng Pacu Eksportir dari Kalangan UMKM

Amerika Serikat masih menjadi pasar utama produk ekspor Jawa Tengah dengan komoditas utama berupa pakaian jadi bukan rajutan, barang rajutan, serta perabot penerangan rumah tangga.
Aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Emas di Semarang, Jawa Tengah./Antara-Aditya Pradana Putra.
Aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Emas di Semarang, Jawa Tengah./Antara-Aditya Pradana Putra.

Bisnis.com, SEMARANG - Berdasarkan data BPS, nilai ekspor Jawa Tengah pada bulan Oktober 2020 mencapai US$689,05 juta atau turun 5,87 persen (mtm). Meskipun demikian, neraca perdagangan Jawa Tengah per Oktober 2020 tercatat surplus hingga US$17,44 juta.

Sektor non-migas mencatatkan nilai surplus yang lebih besar dengan nilai US$138,98 juta. Sementara sektor non-migas mengalami defisit US$121,54 juta. Selama Januari hingga Oktober 2020, total nilai ekspor produk Jawa Tengah mencapai US$6,3 miliar.

Berdasarkan data tersebut, Amerika Serikat masih menjadi pasar utama produk ekspor Jawa Tengah dengan komoditas utama berupa pakaian jadi bukan rajutan, barang rajutan, serta perabot penerangan rumah tangga.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Tengah, Arif Sambodo, menjelaskan bahwa produk alas kaki dan barang olahan dari kulit masih menjadi komoditas unggulan ekspor Jateng. "Secara nyata pertumbuhannya cukup besar, itu yang akan kita dorong di samping tekstil dan furnitur yang sudah menjadi unggulan di Jawa Tengah," ujarnya kepada Bisnis, Minggu (6/12/2020) .

Industri pengolahan memang menjadi sektor utama produk ekspor Jawa Tengah. Dengan persentase hingga 92,62 persen dari keseluruhan ekspor. Sektor migas menyusul dengan 4,93 persen, diikuti sektor produk pertanian sebanyak 2,44 persen.

Beberapa program telah disiapkan untuk mendongkrak nilai ekspor di Jawa Tengah. Seperti Export Coaching Program yang diharapkan mampu meningkatkan aktivitas eksportir.

"Kadang mereka [pelaku usaha] sudah melakukan ekspor, tetapi melalui trader [bukan ke buyer langsung]. Ini kita latih supaya bisa ketemu dan transaksi langsung," jelasnya.

Arif juga mengungkapkan bahwa tidak hanya perusahaan besar yang terus didorong untuk meningkatkan aktivitas ekspor, perusahaan berskala kecil atau UMKM juga diberikan dukungan serupa. Hasilnya terlihat ketika Presiden Joko Widodo melepas 133 produk ekspor buatan Indonesia, beberapa waktu lalu. Dari 16 perusahaan Jawa Tengah yang ikut melepas produknya ke luar negeri, 10 diantaranya masih berskala UMKM.

Arif optimis bahwa nilai ekspor Jawa Tengah masih akan terus naik. Mengingat tren perbaikan yang mulai terlihat sejak Oktober kemarin. Ia berharap di tahun 2021 nanti, nilai ekspor Jawa Tengah masih akan terus mengalami pertumbuhan.

"Kita merasa optimistis, insyaallah masih tetap merangkak naik. Memang belum terlalu menukik [naik] tajam, tapi paling tidak mereka sudah bergeliat," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper