Bisnis.com, SEMARANG – Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimulyono, melakukan kunjungan ke Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang, Sabtu (7/2/2021) lalu. Dalam kunjungannya tersebut, Basuki meninjau proses pembangunan kawasan industri seluas 4.300 hektare tersebut.
Dalam keterangan tertulis yang diterima Bisnis, proses pembangunan kawasan tersebut diharapkan mampu memanfaatkan sumberdaya serta bahan baku dari dalam negeri. “Semua kebutuhan pembangunan KIT Batang harus menggunakan produk dalam negeri sesuai dengan semangat Pemerintah RI yang bertujuan untuk membuka lapangan kerja di Indonesia, khususnya di daerah Kabupaten Batang,” tegas Basuki.
Basuki menilai bahwa proses pembangunan dan kesiapan KIT Batang telah memenuhi target yang ditetapkan. “Bahkan melebihi target progress yang ditetapkan oleh pemerintah,” tambahnya. Pembangunan infrastruktur di KIT Batang ditargetkan rampung pada tahun ini.
Direktur Perwilayahan Industri Kementerian Perindustrian, Ignatius Warsito, berharap agar KIT Batang dapat menjadi bounce back project. Pasalnya, kawasan ini menawarkan pengembangan ekonomi baru di Jawa Tengah, khususnya di Kabupaten Batang. Apabila telah beroperasi, KIT Batang diproyeksikan mampu mendatangkan APBD yang cukup besar, seperti yang terjadi di Sulawesi Tengah dan Maluku Utara setelah Kawasan Industri IMIP dan Kawasan Industri IWIP beroperasi.
Selain mendatangkan APBD, KIT Batang juga mampu menyerap tenaga kerja dengan jumlah besar. Bupati Batang, Wihaji, telah menyiapkan 140 ribu pekera untuk mendukung percepatan pembangunan kawasan industri tersebut.
Sebelumnya, pada 27 Januari lalu, proses pematangan lahan di KIT Batang mencapai 61 persen. Proses tersebut mencakup pengurukan lahan juga pembangunan infrastruktur utama. PT. KITB memastikan bahwa investor sudah mulai memasuki kawasan industri ini pada paruh pertama di tahun ini.
Baca Juga
KIT Batang merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) yang dimiliki oleh 4 perusahaan. PT. PP, PT. Perkebunan Nusantara IX, PT. Kawasan Industri Wijaya Kusuma, serta Perusahaan Umum Daerah Aneka Usaha milik Pemerintah Kabupaten Batang. Total modal dasar yang disiapkan mencapai Rp200 miliar.
Pada pembangunan tahap pertama fase pertama, area seluas 450 hektare tengah disiapkan untuk menerima investor. Sementara itu, pada fase kedua, luas pengerjaan lahan mencapai 2.650 hektare.