Bisnis.com, SEMARANG - Survei penjualan eceran Kota Semarang mengindikasikan penjualan eceran tertahan dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Hal tersebut tercermin dari Indeks Penjualan Riil (lPR) sebesar 117,2 atau tumbuh negatif sebesar -14,4 persen (mtm), penurunan tersebut lebih dalam dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang tercatat sempat mengalami peningkatan.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah Pribadi Santoso mengatakan, hal ini juga sejalan dengan hasil Survei Konsumen (SK) Januari 2021 yang mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi perekonomian masih berada pada level pesimis (<100 dari skala maksimum 200) dengan Indeks Keyakinan Konsumen (lKK) tercatat sebesar 97,97.
"Berdasarkan komponen pembentuk IKK, pesimisme tersebut disebabkan oleh rendahnya persepsi konsumen terhadap kondisi perekonomian saat ini yang tercermin dari Indeks Kondisi Ekonomi (IKE)sebesar 72,74 (Januari 2021)," katanya Selasa (9/3/2021).
Dia menambahkan, secara bulanan, tujuh dari delapan kelompok komoditas terpantau mengalami penurunan, dengan penurunan terdalam pada subkelompok sandang (-17,8 persen mtm), diikuti kelompok peralatan dan komunikasi (-16,7 persen mlm), kelompok makanan, minuman, dan tembakau (-16,3 persen mtm), kelompok perlengkapan rumah tangga lainnya (-12,2 persen mtm), kelompok suku cadang dan aksesori (-11 persen mtm),kelompok barang lainnya (-9,0 persen mtm), dan kelompok bahan bakar kendaraan bermotor (-3,4 persen mtm).
Sementara itu lanjutnya, kelompok barang budaya dan rekreasi mengalami peningkatan sebesar 63 persen. Berdasarkan hasil survei, kondisi penjualan eceran tertahan pada Januari 2021 akibat permintaan masyarakat yang menurun pasca HBKN (Hari Besar Keagamaan Nasional) dan libur akhir tahun (Natal dan Perayaan Tahun Baru), pemberlakuan kembali pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), dan faktor cuaca dan bencana alam.
Baca Juga
"Untuk kinerja penjualan eceran Kota Semarang membaik pada Februari 2021 tercermin dari perkiraan IPR Februari 2021 yang tercatat sebesar I17,1 atau -0,1 persen (mtm), membaik setelah mencatat penurunan yang cukup signifikan pada Januari 2021 sebesar -14,4 persen (mtm)," ujarnya.
Secara bulanan,lima dari delapan komoditas tercatat mengalami penurunan, dengan penurunan terbesar pada kelompok barang budaya dan rekreasi sebesar (-35,9 persen mtm), diikuti dengan kelompok bahan bakar kendaraan bermotor (-1,60 persen mtm), kelompok peralatan dan komunikasi (-0,9 persen mtm), kelompok peralatan rumah tangga lainnya (-0,4 persen mtm), dan kelompok suku cadang dan aksesori (-0,2 persen mtm).
Menurutnya, perkiraan penurunan penjualan eceran secara bulanan pada kelompok di atas, seiring dengan pengetatan pembatasan kembali yang dilakukan pada bulan Januari dan Februari 2021 sehingga masyarakat diperkirakan tidak melakukan perjalanan rekreasi dan mengurangi konsumsi kebutuhan sekunder terlebih dahulu.
Lebih lanjut, ketersediaan vaksin dan disiplin dalam penerapan protokol Covid-19 juga dapat mendorong pemulihan ekonomi. (k28)