Bisnis.com, KLATEN – Bupati Klaten, Sri Mulyani, menegaskan tidak ada unsur politik di balik proyek pembangunan Grha Megawati.
Nama itu dipilih lantaran melihat sosok Megawati Soekarnoputri sebagai presiden kelima di Indonesia dan satu-satunya perempuan yang menjadi presiden dalam sejarah Indonesia hingga kini. Mulyani berharap Megawati mengizinkan.
“Positif saja. Kita itu orang yang tidak boleh meninggalkan sejarah. Bu Mega itu sosok presiden kelima. Jangan parno lah. Ini kepentingannya bukan untuk PDIP. Tetapi ini kepentingan untuk seluruh masyarakat Klaten dan sekitarnya. Kalau soal nama bahwa ini gedung yang sangat besar tentu memilih nama yang sangat besar,” kata dia kepada JIBI, Jumat (12/3/2021).
Gedung tersebut dibangun lantaran selama ini di Klaten belum ada gedung yang representatif untuk menggelar kegiatan tingkat provinsi maupun nasional. Setelah difungsikan, gedung itu diharapkan bisa berdampak pada perekonomian Klaten.
Gedung tersebut digadang-gadang menjadi gedung terbesar dan menjadi salah satu ikon Kabupaten Bersinar.
“Nama ini sesuai gedungnya yang besar dan megah. Dan sebagai wujud tanda terima kasih kami kepada ibu Megawati Soekarnoputri selaku presiden yang kelima. Gedung serbaguna bisa dimanfaatkan seluruh masyarakat untuk menggelar berbagai kegiatan dari hajatan, konser rapat, seminar, dan lain-lain,” kata Bupati Klaten.
Baca Juga
Sri Mulyani mengatakan tahun ini proyek pembangunan kompleks gedung dilanjutkan dengan menambah sejumlah fasilitas. Proyek ini ditargetkan rampung pada 2022.
“Untuk gedung utama sudah hampir selesai. Tahun ini melengkapi fasilitas dengan membangun masjid serta gedung katering. Karena tahun ini masih fokus ke Covid-19, jadi tahun ini belum bisa diselesaikan,” tegas dia.
Tahun ini, proyek pembangunan gedung dilanjutkan dengan pembangunan masjid serta gedung katering. Masjid direncanakan diberi nama masjid merah.
“Kenapa kok diberi Masjid Merah? Karena selalu teringat dengan laut merah di Kota Jeddah, Arab Saudi,” kata dia.