Bisnis.com, SEMARANG - Pada Februari 2021, survei mengindikasikan penjualan eceran Kota Semarang mengalami peningkatan meskipun masih dalam fase kontraksi.
Hal tersebut tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) sebesar 115,5 atau tumbuh negatif sebesar -1,4 persen (mtm), setelah tercatat mengalami penurunan terdalam pada Januari 2021 sebesar -14,4 persen (mtm).
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah Pribadi Santoso mengatakan kondisi ini juga sejalan dengan hasil Survei Konsumen (SK) Februari 2021.
Hasil Survei Konsumen (SK) Februari 2021 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi perekonomian masih berada pada level pesimis (<100 dari skala maksimum 200) dengan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) tercatat sebesar 94,89.
Tangkapan layar grafik indeks penjualan riil di Kota Semarang./Dok Bank Indonesia
"Berdasarkan komponen pembentuk IKK, pesimisme tersebut disebabkan oleh rendahnya persepsi konsumen terhadap kondisi perekonomian saat ini yang tercermin dari Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) sebesar 73,16 (Februari 2021)," katanya melalui siaran pers, Senin (19/4/2021).
Baca Juga
Dia menambahkan, secara bulanan, lima dari delapan kelompok komoditas terpantau mengalami penurunan, dengan penurunan terdalam pada kelompok barang budaya dan rekreasi (-60,7 persen mtm), diikuti kelompok barang lainnya (-6,6 persen mtm), kelompok suku cadang dan aksesori (-6,2 persen mtm), kelompok peralatan dan komunikasi (-5,4 persen mtm), dan kelompok perlengkapan rumah tangga lainnya (-3,5 persen mtm).
Sementara kelompok bahan bakar kendaraan bermotor, sub kelompok sandang, dan kelompok makanan, minuman dan tembakau mengalami kenaikan masing-masing sebesar 1,6 persen (mtm), 1,3 persen (mtm), dan 0,6 persen (mtm), setelah pada bulan sebelumnya tercatat mengalami penurunan.
Di sisi lain, kinerja penjualan eceran Kota Semarang masing-masing diperkirakan membaik pada Maret 2021. Perkembangan ini tercermin dari perkiraan nilai IPR Maret 2021 tercatat sebesar 123,8 atau 7,2 persen (mtm), mengalami peningkatan setelah berada di fase kontraksi pada Februari 2021.
Secara bulanan, delapan dari kelompok komoditas diperkirakan mengalami peningkatan, dengan peningkatan tertinggi pada kelompok barang lainnya (22,6 persen mtm), diikuti kelompok makanan, minuman dan tembakau (9,0 persen mtm), kelompok suku cadang dan aksesori (8,9 persen mtm), kelompok bahan bakar dan kendaraan bermotor (6,0 persen mtm), kelompok barang budaya dan rekreasi (5,5 persen mtm), sub kelompok sandang (3,6 persen mtm), kelompok perlengkapan rumah tangga lainnya (2,8 persen mtm), dan kelompok peralatan dan komunikasi (1,2 persen mtm).
"Perkiraan peningkatan penjualan eceran secara bulanan pada kelompok di atas, seiring dengan pelonggaran pembatasan kegiatan masyarakat, vaksinasi yang sudah diterima oleh masyarakat, dan dipengaruhi oleh persiapan pelaksanaan bulan Ramadan dan perayaan HBKN (Idul Fitri)," jelasnya.
Menurutnya, peningkatan ini juga sejalan dengan keyakinan konsumen terhadap kondisi perekonomian pada Maret 2021 yang berada pada level optimis (>100) dengan nilai Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Maret 2021 sebesar 108,53, meningkat dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang berada pada level pesimis.
Responden memperkirakan omset penjualan pada tiga dan enam bulan mendatang (Juni dan September 2021) akan mengalami peningkatan.
Hal itu tecermin dari Indeks Ekspektasi Penjualan yang berada pada level optimis (di atas angka 100 dari skala maksimum 200).
"Optimisme pelaku usaha terhadap penjualan eceran pada tiga bulan mendatang (Juni 2021) terindikasi dari indeks Ekspektasi Penjualan sebesar 160,78. Sebanyak 68,63 persen responden memperkirakan total penjualan tiga bulan yang akan datang mengalami kenaikan, sementara 23,53 persen responden memperkirakan stabil," tuturnya.
Sejalan dengan perkiraan omset penjualan pada tiga bulan mendatang, omset penjualan pada enam bulan mendatang (September 2021) juga diperkirakan akan mengalami peningkatan.
Hal tersebut tecermin dari Indeks Ekspektasi Penjualan pada enam bulan mendatang (September 2021) sebesar 156,86, dimana 56,86 persen responden memperkirakan penjualan akan mengalami peningkatan dan 43,14 persen responden memperkirakan penjualannya akan stabil (tetap).
Dia menjelaskan, responden memperkirakan harga pada tiga dan enam bulan mendatang (Juni dan September 2021) mengalami kenaikan dengan indeks harga pada tiga bulan dan enam bulan mendatang masing-masing sebesar 147,06 dan 141,18.
Adapun persentase jumlah responden yang memperkirakan harga jual akan mengalami peningkatan pada tiga bulan mendatang sebesar 47,06 persen.
"Kenaikan harga barang dan jasa secara umum pada tiga dan enam bulan yang akan datang diperkirakan didorong oleh perbaikan kualitas barang/jasa, kenaikan harga BBM, dan dimulainya tahun ajaran baru," katanya.