Bisnis.com, YOGYAKARTA – Pertumbuhan ekonomi di Daerah Istimewa Yogyakarta mulai beranjak positif pada Kuartal I/2021 ini.
Gubernur DI Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X, menyampaikan pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut mencapai angka 6,14 persen (year-on-year).
Dalam keterangan resminya, Senin (17/5/2021), Sri Sultan mengatakan masih diperlukan upaya lanjutan untuk mempertahankan kinerja positif tersebut. Pada kuartal sebelumnya, pertumbuhan ekonomi di Yogyakarta sempat mengalami kontraksi.
“Semoga ekonomi kita semakin baik, sehingga ekonomi nasional juga bisa tumbuh positif. Untuk itu kita dituntut bisa mencapai angka 7 persen nanti di kuartal kedua,” jelas Sri Sultan.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi DI Yogyakarta, pertumbuhan ekonomi Kuartal I/2021 secara quarter-to-quarter berada di angka 0,86 persen.
Sektor usaha informasi dan komunikasi berkontribusi 31 persen pada pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut. Sementara itu, secara Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB), kontribusi terbesar diberikan sektor industri manufaktur sebesar 12,48 persen PDRB.
Dari struktur pengeluarannya, belanja rumah tangga masih menjadi penyumbang utama PDRB dengan angka 63,58 persen. Sementara itu, belanja Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) berada di angka 30,57 persen, dan konsumsi pemerintah di 13,38 persen.
Dalam survei ketenagakerjaan yang dilakukan pada Februari lalu, BPS Provinsi DI Yogyakarta mencatat pertumbuhan jumlah penduduk usia kerja. Jumlahnya kini mencapai 3,16 juta orang atau mengalami pertumbuhan 178,64 ribu orang.
Naiknya jumlah penduduk usia kerja menjadi tantangan tersendiri di tengah kondisi pandemi Covid-19. Pada saat yang sama, jumlah pengangguran juga bertambah hingga 23,85 ribu orang. Saat ini jumlah pengangguran di DI Yogyakarta mencapai 98,40 ribu orang.
Dari 2,20 juta orang penduduk DI Yogyakarta yang berstatus pekerja, 21,46 persen di antaranya berasal dari sektor pertanian. Sementara 20,07 persen lainnya berada di sektor perdagangan. Sektor industri pengolahan hanya menyerap 7,96 persen tenaga kerja yang ada.
Secara year-on-year, serapan pekerja di sektor akomodasi dan makan minum mengalami penurunan 2,03 persen. Hal tersebut menandakan bahwa dampak Covid-19 masih dirasakan oleh masyarakat Yogyakarta hingga hari ini.
Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi menjelaskan langkah strategis mesti disiapkan pemerintah untuk meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi sembari menangani pandemi.
“Bagaimana cara meningkatkan pertumbuhan ekonomi? Dibarengi dengan protokol kesehatan yang ketat baik di kampung, di tempat kerja, dan tempat umum. Dengan demikian, untuk Kota Yogyakarta sendiri dapat secara perlahan menumbuhkan ekonomi di masa pandemi,” jelasnya.