Bisnis.com, PURWOKERTO — Bupati Banyumas Achmad Husein meminta agar Perusahaan Umum Daerah Air Minum Tirta Satria Banyumas segera memperbaiki layanan menyusul adanya keluhan dari warga Perumahan Karen 2 Sokaraja terhadap kualitas air yang kotor dan berlumpur.
"Saya minta Perumdam untuk dapat melakukan perbaikan dalam waktu satu minggu, terutama pada proses oksidasi," katanya usai mengecek kondisi air di Perumdam Karen 2 Sokaraja, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Senin (31/5/2021).
Bupati mengatakan bahwa pihaknya sengaja datang ke Perumahan Karen 2 untuk melakukan pengecekan secara langsung setelah adanya video tentang kondisi air Perumdam Tirta Satria yang diunggah di Facebook oleh akun bernama Caskim Supyadi.
Dalam video tersebut dijelaskan bahwa kain yang digunakan untuk menyaring air Perumdam Tirta Satria itu menjadi kotor dan penuh lumpur berwarna hitam.
Terkait dengan kondisi tersebut, bupati menduga hal itu disebabkan karena oksidasi antara Fe (zat besi) dan Mn (zat Mangan).
Manajer Perumdam Tirta Satria Cabang Banyumas Djoko Susanto mengatakan bahwa dalam pemeliharaan kualitas air di jaringan distribusi, pihaknya telah melaksanakan kegiatan air scouring (pencucian atau pengurasan pipa bertekanan sangat tinggi dengan menggunakan alat bantu kompresor udara, red.) dan blow off (membuang udara terkompresi ke atmosfer, red.).
Menurut dia, kegiatan tersebut dilakukan dengan membersihkan saluran air di delapan titik yang tersebar di Perumahan Karen 2 Sokaraja.
"Kegiatan blow off kami laksanakan pada malam hari agar tidak mengganggu aliran ke konsumen," katanya.
Sementara itu, Direktur Teknik Perumdam Tirta Satria Banyumas Wipi Supriyanto mengatakan pihaknya akan melakukan pengecekan secara detail di lokasi. "Kami akan cek secara detail di lokasi," katanya.
Dalam kesempatan terpisah, pengunggah video tentang kualitas air Perumdam Tirta Banyumas di Facebook Caskim Supyadi mengaku setiap hari menyaring air tersebut dengan menggunakan kain dan hasilnya, kainnya menjadi kotor karena penuh lumpur berwarna hitam.
"Tetangga yang ambil videonya, tapi kondisi ini memang fakta. Saya menyaring setiap hari dan hasilnya seperti itu," kata Caskim yang merupakan warga Perumahan Karen 2 Sokaraja.
Menurut dia, kondisi tersebut telah dialami sekitar 300 keluarga yang bermukim Perumahan Karen 2 Sokaraja sejak dua tahun terakhir dengan tingkat kekeruhan berbeda-beda.