Bisnis.com, YOGYAKARTA – Badan Pusat Statistik Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta mencatat angka inflasi pada bulan Mei 2021 sebesar 0,07 persen.
Apabila dibandingkan dengan periode Lebaran di 3 tahun sebelumnya, inflasi tersebut berada di angka terendah.
Secara year-on-year, angka inflasi di Yogyakarta pada Mei 2021 mencapai 1,53 persen. Sebelumnya, pada 2020, angkanya berada di 2.09 persen, sementara di tahun 2019 angkanya mencapai 3.33 persen.
“Jadi memang Lebaran tahun ini [jadi inflasi] yang terendah selama tiga tahun ke belakang,” jelas Amirudin, Koordinator Fungsi Statistik Distribusi, BPS Yogyakarta, Selasa (2/6/2021).
Menurut Amirudin, angka inflasi m-t-m sebesar 0,07 persen tersebut relatif rendah apabila dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya.
“Secara tradisi data series menjelang hari raya Idulfitri itu biasanya di minggu-minggu terakhir diikuti kenaikan harga-harga,” jelasnya.
Namun, lanjut Amirudin, setelah dilakukan pengecekan harga di dua minggu terakhir, lonjakan yang sempat terjadi saat Lebaran telah mulai pulih sehingga angka agregat yang dihasilkan tidak terlalu besar.
Inflasi tahun kalender 2021 juga masih berada di posisi yang aman. Angka inflasi masih berada di 0,84 persen.
“Ini pun relatif boleh dibilang kecil. Karena sudah hampir setengah tahun, 5 bulan, angkanya masih relatif rendah. Tidak sampai angka 1 persen,” jelas Amirudin.
Berdasarkan data BPS Yogyakarta, sub kelompok pengeluaran jasa angkutan penumpang memberikan andil inflasi terbesar dengan angka 0,03 persen.
Sementara itu, subkelompok makanan memberikan andil deflasi sebesar minus 0,05 persen.
Penurunan harga subkelompok makanan secara tidak langsung berdampak pada Nilai Tukar Petani (NTP) di wilayah tersebut.
Berdasarkan data BPS Yogyakarta, pada Mei 2021, angka NTP berada di 97,38 poin atau mengalami peningkatan 0,66 persen.
Meskipun tumbuh positif, angka tersebut masih berada di bawah 100 poin, artinya perbandingan biaya yang dikeluarkan petani dengan yang diterima masih mengalami selisih. Kerugian utamanya dirasakan oleh petani tanaman pangan dengan angka 94,70 poin.
Subsektor peternakan dan perikanan juga mengalami nasib kurang baik. Masing-masing tercatat memiliki NTP 93,43 poin dan 94,36 poin pada bulan Mei 2021.
“NTP untuk tahun 2021 itu bila dibandingkan dengan satu tahun yang lalu atau dua tahun yang lalu ini indeksnya jauh ada di bawah. Jadi, perkembangan NTP di Yogyakarta ini mengalami penurunan bahkan sejak akhir bulan tahun 2020, indeksnya di bawah 100 dan terbawa terus hingga 5 bulan ke sini,” jelas Amirudin.