Bisnis.com, SALATIGA – Roy Wibisono sangatlah beruntung, saat krisis moneter menghajar tanah air di tahun 1998, pria ini masih punya kesempatan untuk bekerja di sebuah pabrik keramik. Bermodal gelar sarjana ilmu kimia dari Universitas Diponegoro, Roy akhirnya dipercaya untuk mengembangkan produk keramik dari sebuah perusahaan luar negeri.
“Sebetulnya basic saya memang research and development, tapi saya belajar bagaimana proses produksi, bagaimana marketing, desain dari produk keramik. Setelah cukup lama bermain di keramik, akhirnya saya coba membuat Naruna ini,” jelas Roy ketika diwawancarai Bisnis, Rabu (21/7/2021).
Kini, Roy tak bekerja untuk orang lain. Pengalaman dan kerja kerasnya kini mulai membuahkan hasil. Lewat usaha kecil bernama Naruna Ceramic tersebut, Roy mulai memasarkan produk buatan Salatiga hingga ke mancanegara.
“Dulu itu, kami benar-benar memulai usaha dari nol. Kami tidak punya apa-apa. Bahkan hanya ada 3 karyawan yang menangani proses produksi,” jelas Roy.
Selama 2 tahun, Roy menyisihkan sebagian omzet penjualan keramik untuk mengembangkan usahanya. Sebuah galeri sekaligus workshop pun dibangun untuk mendukung penjualan offline.
“Kami sebut Naruna Creative Space. Idenya seperti ini, yang datang ke sini sesuai target kami adalah [pelaku] UMKM (Usaha Kecil Mikro dan Menengah) yang belajar dan tempat ini bukan hanya untuk showroom keramik, tapi juga untuk orang belajar kenapa Naruna ini bisa mengembangkan [usahanya], dengan melihat ini mereka bisa terinspirasi,” jelasnya.
Sejak Februari lalu, Naruna Creative Space telah berdiri untuk mendukung kegiatan operasional harian Roy dan timnya. Meskipun demikian, sampai hari ini, proses pembangunan masih terus dilakukan.
“Jadi sebetulnya, kami ingin menjadi prototipe UMKM Indonesia, jadi buat tempat pun tidak asal. Rata-rata UMKM buat toko ya biasa, jual produk selesai. Kalau kami harus punya sesuatu yang berbeda. Jadi [Naruna Creative Space itu] toko, tempat wisata, juga kantor,” jelas Roy.
Pandemi Covid-19 yang terjadi sejak 2020 lalu tak menyurutkan penjualan produk Naruna Ceramic. Bahkan, permintaan dari luar negeri terus berdatangan. “Kami sudah pernah [menjual produk hingga] ke India, masih repeat order terus. Saya senang karena berarti produk Indonesia ini dipercaya. Berarti kualitas, harga, dan pelayanan [kita] bagus. Kita juga kirim ke Dubai, Qatar, kami juga jualan sudah mulai ke Singapura. Ini repeat order yang ke-4,” jelas Roy.
Roy memiliki strategi khusus dalam menjual produknya. Meskipun telah memiliki pelanggan dari luar negeri, Roy hanya membatasi penjualan ekspor sebesar 10 – 15 persen dari keseluruhan kapasitas produksi. “Saya lebih suka untuk sementara, untuk kepentingan cashflow, mengutamakan penjualan dalam negeri. Tapi tidak menutup sepenuhnya penjualan luar negeri,” jelasnya.
Tak hanya pelaku UMKM di Jawa Tengah, keberhasilan Roy dalam mengembangkan Naruna Ceramic pun kian santer terdengar. Bahkan, Teten Masduki, Menteri Koperasi dan UMKM, sempat berkunjung ke Naruna Creative Space pada April lalu. Tak hanya itu, dalam waktu dekat, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, juga berencana melakukan kunjungan serupa.
Naruna Ceramic mungkin sedang di atas angin, baik secara penjualan ataupun popularitas brand. Namun, Roy masih punya ambisi yang lebih besar lagi. “Kalau Naruna Ceramic ini, visi misi kami adalah menjadi keramik kebanggaan Indonesia. Dimana orang bangga akan produk itu, jadi identitas,” jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
