Bisnis.com, SEMARANG – Geliat investasi di Jawa Tengah terus terlihat dengan menjamurnya pembangunan dan pengembangan kawasan industri di wilayah tersebut.
Sebut saja Proyek Strategis Nasional (PSN) Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB), Kawasan Industri Kendal (KIK), serta yang paling anyar Kawasan Industri Brebes.
Direktur Utama PT Kawasan Industri Wijayakusuma (KIW) Ahmad Fauzie Nur menyebut fenomena ini memunculkan iklim persaingan yang positif. KIW sendiri tengah mengelola tiga kawasan industri di Jawa Tengah, selain KIW yang berlokasi di Semarang, perusahaan tersebut juga tengah menyiapkan Kawasan Industri Brebes di ujung barat Jawa Tengah.
Tak hanya itu, KIW juga jadi salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mengelola KITB.
Kepada tim Jelajah Investasi Jabar Jateng 2021, Fauzie menegaskan komitmennya untuk menjaga iklim persaingan tersebut agar tetap sehat. “Kita gak mau ada kanibalisme, di luar [kawasan industri] kita sendiri juga ada teman-teman kita yang lain. Seperti di KIK, Jateng Land, di tengah BSB, dan lain sebagainya. Menurut kita ini sesuatu yang positif untuk memunculkan alternatif bagi investor, dalam dan luar negeri,” jelasnya, Kamis (2/9/2021).
Menurut Fauzie, setiap kawasan industri memiliki kelebihannya tersendiri. Lokasi dan kondisi geografis juga menciptakan karakter khas dari tiap kawasan yang ditawarkan ke investor. “[Pemilihan kawasan] itu back to the investor, preferensinya beda-beda,” jelasnya.
Untuk meningkatkan daya saing tiap-tiap kawasan industri yang ada, Fauzie mengungkapkan ada sejumlah hal yang mestinya jadi perhatian bersama. Salah satunya adalah konektivitas jalur transportasi.
“Hari ini real saja Tol Trans-Jawa itu banyak berpengaruh. Lalu lintas manusia dan barang-jasa ini lebih mudah. Saya sih melihat fasilitas yang semakin membaik di Jawa Tengah, terutama di Pantura, Brebes, Batang, Semarang. Buat saya, ada kemungkinan membaiknya traffic barang antar tiga wilayah tersebut,” jelasnya.
Selain jalur transportasi darat, akses laut di pesisir Pantura juga mendukung aktivitas perdagangan luar negeri. Hal tersebut meningkatkan daya tawar Jawa Tengah di mata investor.
“Jawa Tengah itu benar-benar sentral. Sehingga dekat untuk market Jawa Tengah maupun market di Jawa Timur dan Jawa Barat. Kalaupun mau destinasi ekspor, Tanjung Emas itu ada. Ditambah ada Patimban yang tidak jauh dari Brebes,” jelas Fauzie.
Meskipun demikian, Fauzie mengungkapkan diperlukan perhatian khusus untuk menyinergikan akses transportasi darat dan laut di Jawa Tengah. Terlebih dengan orientasi peningkatan jalur distribusi dan perdagangan.
“Kalau kita lihat Jawa Barat misalnya, Jakarta ke arah Karawang itu super koridor kawasan industri. Cepat akan lambat Jawa Tengah akan seperti itu, tapi dengan satu kelebihan direct connection to the sea. Nah ini harus ada sinergi di situ,” jelasnya.
Liputan ini merupakan bagian dari program Jelajah Investasi Jabar Jateng 2021. Program Jelajah Investasi Jabar Jateng 2021 diselenggarakan atas dukungan para sponsor yakni DPMPTSP Jawa Barat, Diskominfo Jawa Barat, PT Migas Hulu Jabar (MUJ), PT Bandarudara Internasional Jawa Barat (BIJB), Bank Indonesia Jateng, Bank BJB, JNE Regional Jawa Barat, Bank Indonesia Jateng, PT Kawasan Industri Wijayakusuma, Bank Jateng Syariah, JNE Regional Jateng, XL Axiata, dan Daihatsu Semarang.