Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penghujung 2021, Kota Yogyakarta Catatkan Inflasi 0,71 persen

Inflasi utamanya disebabkan oleh kenaikan harga konsumen pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau.
Ilustrasi./Antara
Ilustrasi./Antara

Bisnis.com, YOGYAKARTA – Pada penghujung tahun 2021, Kota Yogyakarta mengalami inflasi di angka 0,71 persen. Kenaikan harga indeks konsumen pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau jadi salah satu penyebab terjadinya inflasi di Kota Gudeg tersebut.

Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi DI Yogyakarta, harga kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau pada bulan Desember 2021 berada di posisi 108,53 poin. Angka tersebut mengalami kenaikan 2,29 persen secara year-on-year.

Sementara itu, andil deflasi diberikan dari kelompok pengeluaran pakaian dan alas kaki sebesar 0,02 persen serta kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,04 persen. Secara month-to-month, harga kelompok pengeluaran bidang pendidikan terlihat jauh lebih stabil dengan pergerakan 0,00 persen.

Secara komoditas, kenaikan harga cabai rawit dan angkutan udara jadi penyumbang terbesar inflasi di Kota Yogyakarta. BPS Provinsi DI Yogyakarta mencatat, komoditas tersebut mengalami kenaikan 118,92 persen dan 5,83 persen sehingga berkontribusi sebesar 0,08 persen terhadap inflasi.

Selain dua komoditas tersebut, kenaikan harga pada komoditas cabai merah, minyak goreng, berat, daging ayam ras juga mendorong terjadinya inflasi di Kota Yogyakarta. Kenaikan bahan bakar rumah tangga, tarif kendaraan roda dua secara online, serta tarif kereta api juga ikut berkontribusi bagi terjadinya inflasi.

Turunnya tarif kendaraan roda empat online serta harga jeruk menjadi penopang inflasi di Kota Gudeg. Masing-masing dilaporkan mengalami penurunan harga sebesar 12,13 persen serta 2,29 persen. Dalam catatan BPS Provinsi DI Yogyakarta, kedua komoditas tersebut memberikan andil terhadap deflasi sebesar 0,02 persen serta 0,01 persen. 

Secara umum, selain di Kota Yogyakarta, inflasi juga terjadi di 87 kota di Tanah Air. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Jayapura sebesar 1,91 persen. Sementara itu, inflasi terendah terjadi di Kota Pekanbaru dengan angka 0,07 persen. Pada bulan Desember 2021, deflasi hanya terjadi di 2 kota yaitu Kota Dumai dan Bukittinggi. Masing-masing dengan angka 0,13 persen dan 0,04 persen.

Di Pulau Jawa Sendiri, inflasi terjadi secara menyeluruh di semua kota. Kota Sumenep mencatatkan angka inflasi tertinggi yaitu 1,17 persen. Sementara itu, inflasi terendah terjadi di Kota Depok yang berada di posisi 0,33 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper