Bisnis.com, SOLO - Belakangan ini warganet dihebohkan dengan pemberitaan sejumlah artis yang mengoleksi boneka arwah atau spirit doll sebagai anak mereka.
Dari pantauan Bisnis, sejumlah artis yang memiliki koleksi spirit doll itu antara lain Celine Evangelista, Roy Kiyoshi, Lucinta Luna, Nora Alexandra hingga Ivan Gunawan.
Karena keputusan artis tersebut ramai diperbincangkan warganet, membuat beberapa pemuka agama dan psikolog ikut berkomentar.
Bahkan, sebagian warganet yang mengetahuinya kemudian mengaitkan keberadaan boneka arwah itu dengan hal-hal berbau mistis.
Pemerhati budaya Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Drs. Tundjung Wahadi Sutirto, M.Si turut angkat bicara menanggapai fenomena boneka arwah tersebut.
Baca Juga
Dalam keterangan tertulisnya, Tundjung mengatakan fenomena boneka arwah di Indonesia bukanlah sesuatu yang baru.
Pasalnya, masyarakat sejak lama memang sudah mempercayai boneka arwah. Dalam mitologi Jawa ada perilaku supranatural menggunakan media visual, seperti boneka, untuk berdialog dengan entitas arwah.
Bahkan, di daerah lain juga terdapat fenomena permainan supranatural dengan menggunakan boneka atau visualisasi wujud manusia.
Ia mencontohkan, di kebudayaan Jawa boneka yang dipercaya sebagai media mendatangkan arwah adalah Jalangkung. Sedangkan, di daerah lain disebut Nini Thowok atau Nini Thowong.
"Jalangkung itu terbuat dari gayung atau di Jawa disebut dengan siwur (alat untuk mandi) yang terbuat dari bathok (kulit kelapa) dan diberikan ragangan kayu untuk tangan. Kalau Jalangkung itu dipersonifikasikan sebagai figur laki-laki maka boneka arwah yang personifikasinya perempuan disebut dengan Nini Thowok," ujar Tundjung, Selasa (4/1/2022).
Pengaruh Kebudayaan
Menurut Tundjung, keberadaan boneka arwah dalam mitologi Jawa erat kaitannya dengan perkembangan animisme dan dinamisme.
Dalam berbagai literasi sejarah juga disebutkan sejak zaman Mesolitikum sudah muncul kepercayaan terhadap kekuatan roh.
Kemudian, hadirnya paham Hindu-Budha semakin memperkaya kepercayaan terhadap roh yang sebelumnya sudah ada. Hal ini, menurut Tundjung, mendorong manusia untuk hidup dan membangun harmonisasi dengan entitas roh.
Hasil harmonisasi itulah yang kemudian melahirkan perilaku menghadirkan roh dalam visualisasi diri orang dan boneka atau benda bertuah.
"Dalam tradisi seni pertunjukkan menghadirkan roh dalam penampilannya banyak dijumpai di Jawa seperti Jathilan, Sintren, Jaran Kepang dan sebagainya," kata Tundjung.
Ia menyampaikan, kisah dalam dunia pewayangan juga memperkuat kepercayaan penjelmaan roh pada alam kehidupan duniawi.
Tidak hanya itu, Tundjung menyebut ada boneka arwah bernama Ca Lai Gong dalam kebudayaan Tiongkok yang turut dipercaya dapat menghadirkan arwah.
"Misalnya, bagaimana kisah pewayangan tokoh Bambang Ekalaya yang menciptakan patung Durna sebagai visualisasi guru yang mahir mengajarkan memanah dan lebih unggul daripada Arjuna yang berguru kepada Durna secara biologis," terangnya.