Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Intervensi Harga Minyak Goreng Pengaruhi Laju Inflasi di Yogyakarta

Komoditas minyak goreng menyumbang deflasi sebesar 0,10 persen.
Seorang pengunjung memilih minyak goreng yang dijual di supermarket di Pontianak, Kalimantan Barat, Kamis (23/12/2021). /Antara Foto-Jessica Helena Wuysang.
Seorang pengunjung memilih minyak goreng yang dijual di supermarket di Pontianak, Kalimantan Barat, Kamis (23/12/2021). /Antara Foto-Jessica Helena Wuysang.

Bisnis.com, YOGYAKARTA – Intervensi pemerintah untuk menekan lonjakan harga minyak goreng telah memberikan dampak pada laju Indeks Harga Konsumen (IHK) di Kota Yogyakarta.

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi di wilayah tersebut pada bulan Februari mencapai 0,05 persen. Dimana penurunan harga minyak goreng menjadi salah satu penahan laju inflasi.

“Untuk andil deflasi itu ada urutan pertama adalah telur ayam ras kemudian diikuti oleh minyak goreng. Angkanya masing-masing sama, minus 0,10 persen,” jelas Amirudin, Koordinator Fungsi Statistik Distribusi BPS Provinsi DI Yogyakarta, Selasa (1/3/2022).

Amirudin menjelaskan bahwa turunnya harga minyak goreng tersebut menjadi angin segar setelah beberapa waktu lalu lonjakan harga terjadi secara terus menerus.

“Sebenarnya terjadi penurunan ini karena memang waktu bulan Januari, Desember bahkan beberapa bulan sebelumnya angka minyak goreng itu merayap naik terus,” jelasnya.

Penurunan harga minyak goreng dilaporkan telah terjadi di beberapa pasar swalayan di Kota Yogyakarta, dimana harga per liternya dilaporkan di angka Rp14.000. Sementara itu, di pasar-pasar tradisional, harga minyak goreng per liter masih dibandrol di kisaran Rp17.000-19.000.

Pada perkembangan lainnya, kenaikan harga pada sektor pengeluaran bahan bakar rumah tangga menjadi salah satu pendorong inflasi. Amirudin menjelaskan bahwa kenaikan harga Liquid Propane Gas atau elpiji 5,5 dan 12 kilogram menjadi salah satu komoditas penyumbang inflasi terbesar.

Secara umum, angka inflasi sebesar 0,05 persen di Kota Yogyakarta masih terbilang cukup moderat. Amirudin menjelaskan bahwa angka tersebut bisa dibilang rendah, terlebih dengan IHK di tingkat nasional yang dilaporkan mengalami deflasi pada bulan Februari 2022.

“Bila dibandingkan dengan bulan yang sama di tahun lalu, inflasi bulan Februari ini juga yang paling rendah. Tahun lalu ini inflasinya 0,14 persen dan 0,40 persen untuk inflasi di 2020. Jadi inflasi bulan ini dibandingkan dengan bulan yang sama di tahun sebelumnya dan dua tahun sebelumnya ini paling rendah,” jelas Amirudin.

Inflasi di Kota Yogyakarta secara year-on-year berada di angka 2,25 persen. “Ini dianggap sebagai angka estimasi setahun. Yaitu nanti tahun 2022 forecasting-nya sekitar 2 persen lebih ke 25 atau 2,25 persen,” jelas Amirudin dalam konferensi pers yang digelar secara virtual.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper